Senin, 28 Maret 2011

Muhammad ada di Kitab Hindu dan Buddha?

  • Situs-situs berbahasa Indonesia saat ini semakin padat dan bersemangat untuk memajang tulisan-tulisan yang menyatakan bahwa :
    Kalky Avatara adalah Muhammad
    Buddha Maitreya adalah Muhammad
    Baik itu Kalky Avatara maupun Buddha Maitreya adalah Muhammad
    Klaim pertama berasal dari Prof. Pundit Vaid Parkash/Prof. Waid Barkash dan klaim kedua berasal dariKH. Jalaludin Rakhmat. Klaim yang ketiga saya ambil dari situs-situs Islam seperti: madinah-al-hikmah.net dan al-shia.com.

    Bandingkan dengan ramalan itu sendiri:
    Kalky Avatara: Bantahan terhadap Prof. Pundit, Stephen Knapp, Definisi, dan Cuplikan Kalki Purana
    Buddha Maitreya: Berita Dharmayana Edisi No:28 Tahun 1999 dan Samaggi-phala
    Tulisan ini diperuntukan untuk menguji apakah 2(dua) nama "besar" di atas benar-benar sepadan dengan tulisan mereka dan juga sebagai langkah koreksi terhadap penyesatan informasi yang dilakukan oleh kalangan penyiar Islam. Penyesatan informasi ini tidak saja bagi para pemeluk Hindu dan Buddha namun juga berdampak pada para pemeluk Islam sendiri dimana hanya memberikan eforia semu tanpa makna yang semakin menjauhkan mereka dari keinginan untuk menggali dan mengetahui yang sebenar-benarnya tentang Islam itu sendiri dan hanya merasa cukup atas apa yang dikatakan oleh Ulama/Ustad mereka.

    Untuk itu tulisan ini saya bagi dalam beberapa bagian yaitu:
    Pengertian Avatar dalam Hindu
    Pengertian Buddha
    Kapan kemunculan Awatar Kalki,
    Kapan Kemunculan Buddha Maitreya,
    Apakah Kalki Avatara sama dengan Buddha Maitrya serta hidup pada satu jaman?
    Pondasi Dasar Hindu dan Buddha (KarmaPhala, Reinkarnasi, Konsep ketuhanan dan Nirwana)
    Uji material keabsahan atas klaim tersebut
    Kesimpulan
    Bahan2 yang berkaitan dengan tulisan ini
    Saya beri jaminan bahwa belum sampai artikel habis anda simak, andapun sudah dapat menilai apakah nama besar merupakan jaminan mutu atas kebenaran tulisan mereka dan tentu saja sekaligus dapat menyimpulkan mengenai valid atau tidaknya klaim yang dimuat pada artikel-artikel tersebut diatas.

    [Kembali]

    Apakah Avatar itu?

    Awatara atau Avatar (Sansekerta: अवतार, avatāra, baca: awatara) dalam agama Hindu adalah inkarnasi dari Tuhan Yang Maha Esa ke dunia dengan mengambil suatu bentuk material, dalam tujuan menyelamatkan dunia dari kehancuran dan kejahatan dan menegakkan dharma seperti yang dikatakan dalam Dalam Bhagawad Gita:
    "Yadā yadā hi dharmasya glānir bhavati bhārata abhyutthānam adharmasya tadātmanam srjāmy aham paritrānāya sādhūnām vināśāya ca duskrtām dharma samsthāpanarthāya sambavāmi yuge yuge"

    manakala kebenaran merosot dan kejahatan merajalela, pada saat itulah Aku akan turun menjelma ke dunia, wahai keturunan Bharata (Arjuna)[Bhagavad Gītā, 4.7-8]
    Jadi Ia adalah Tuhan yang Turun kedunia untuk menegakkan kebenaran dan menyelamatkan dunia dari kejahatan dari zaman ke zaman

    Apakah Buddha Itu?

    Kata Buddha berasal dari kata Budh yang artinya bangun atau sadar. Buddha bukanlah nama seseorang namun gelar kesucian bagi mereka yang telah mencapai kesempurnaan. Jadi Buddha berarti orang yang telah sadar / bangun dari kegelapan bathin atau orang yang telah mencapai atau mendapatkan penerangan sempurna (Bodhi). Ia juga dikatakan yang menjadi guru manusia dan para dewa.

    Seorang Buddha mempunyai 6 kekuatan gaib (Abhinna), yaitu memiliki kekuatan gaib, telinga dewa, penembus hati orang lain, ingatan pada kelahiran-kelahiran yang masa lalu, mata dewa, dan kemampuan untuk melenyapkan semua ikatan Abhinna pertama hingga kelima. disamping itu ia juga mempunyai 32 ciri manusia agung:

    LAKKHANA SUTTA:
    Pada suatu ketika Sang Bhagava berada di Jetavana, Anathapindika arama, dekat kota Savatthi. Di sana Sang Bhagava berkata kepada para bhikkhu: "Para bhikkhu." "Ya, Bhante," jawab para bhikkhu. Selanjutnya Sang Bhagava berkata:

    "Para bhikkhu, seorang Manusia Agung (Maha Purisa) memiliki 32 tanda (lakkhana). Bagi Maha Purisa yang memiliki 32 lakkhana ini hanya ada dua kemungkinan cara hidupnya dan tidak ada yang lain. Jika ia hidup sebagai manusia biasa, maka:

    ia akan menjadi raja dunia (cakkavati), raja berdasarkan raja-dhamma,
    penguasa empat penjuru dunia,
    penakluk, pelindung rakyat,
    pemilik tujuh ratna. Tujuh ratna itu adalah: cakka, gajah, kuda, permata, wanita, kepala rumah tangga dan panglima perang.
    Memiliki banyak anak yang gagah perkasa dan penakluk musuh
    Namun ia akan menaklukkan muka bumi bukan dengan pedang tetapi dengan kebenaran.

    Dengan memiliki ini, jika ia hidup berumah-tangga :

    Ia akan menjadi raja cakkavati ...
    penakluk bukan dengan tombak atau pedang melainkan dengan kebenaran (dhamma), ia menguasai dunia ini sampai ke batas lautan, kerajaan yang bebas dari penjahat, kuat, sejahtera, bahagia dan bebas dari bencana…Ia tidak akan terganggu oleh kemauan jahat manusia...
    Ia berusia panjang, selama hidupnya tidak ada orang lain yang dapat membunuhnya ...
    ..telah terlahir sebagai manusia yang tak pernah marah, tanpa berkerut, begitu pula walaupun banyak kata-kata (jahat) telah ditujukan kepadanya ia tidak menjadi kejam, terhasut, gusar, agresif; tidak mempertunjukkan kemarahan, kebencian dan kejengkelan..
    Ia akan memiliki anak yang banyak, lebih dari seribu anak yang perkasa dan penakluk musuh-musuh ...
    Ia tidak akan kehilangan: milik dan kekayaan, berkaki dua atau berkaki empat, istri dan anak, ia akan sukses dalam semua hal
    ....telah terlahir sebagai manusia yang pantang membahayakan orang lain dengan tangan, batu, tongkat atau pedang…Ia tidak dapat diganggu oleh maksud jahat manusia atau lawannya....
    sebagai manusia yang pantang melakukan mata pencaharian salah, hidup dengan mata pencaharian benar, tidak menipu dengan timbangan maupun ukuran, tidak memberi suap dan tidak korupsi, tidak curang, tulus, tidak melukai, tidak membunuh, tidak mengurung orang, tidak menodong dan tidak merampok.

    Bilamana ia meninggalkan kehidupan duniawi dan menjadi tanpa berumah tangga (pabbajja), maka ia akan menjadi Arahat Samma Sambuddha.

    Para bhikkhu, apakah 32 Maha Purisa Lakkhana yang menyebabkan hanya ada dua kemungkinan cara hidupnya dan tidak ada yang lain, jika ia hidup sebagai manusia biasa, maka ia akan menjadi raja dunia (cakkavati), ... maka ia akan menjadi Arahat Samma Sambuddha; yaitu:

    Telapak kaki rata (suppatitthita-pado). Ini merupakan satu lakkhana dari Maha Purissa.
    Pada telapak kakinya terdapat cakra dengan seribu ruji, lingkaran dan pusat dalam bentuk sempurna.
    Tumit yang bagus (ayatapanhi).
    Jari-jari panjang (digha-anguli)
    Tangan dan kaki yang lembut serta halus (mudutaluna).
    Tangan dan kaki bagaikan jala (jala-hattha-pado).
    Pergelangan kaki yang agak tinggi (ussankha-pado).
    Kaki yang bagaikan kaki kijang (enijanghi)
    Kedua tangan dapat menyentuh atau menggosok kedua lutut tanpa membungkukkan badan.
    Kemaluan terbungkus selaput (kosohitavattha-guyho).
    Kulitnya bagaikan perunggu berwarna emas (suvannavanno)
    Kulitnya sangat lembut dan halus / sehingga tidak ada debu yang dapat melekat pada kulit
    Pada setiap pori kulit ditumbuhi sehelai bulu roma.
    Rambut yang tumbuh pada pori-pori berwarna biru-hitam.
    Potongan tubuh yang agung (brahmuiu-gatta).
    Tujuh tonjolan (sattussado), yaitu pada kedua tangan, kedua kaki, kedua bahu dan badan.
    Dada bagaikan dada singa (sihapubbaddha kayo).
    Pada kedua bahunya tak ada lekukan (citantaramso).
    Tinggi badan sama dengan panjang rentangan kedua tangan, bagaikan pohon (beringin), Nigroda.
    Dada yang sama lebarnya (samavattakkhandho).
    Indera perasa sangat peka (rasaggasaggi).
    Rahang bagaikan rahang singa (siha-banu).
    Empat puluh buah gigi (cattarisa-danto).
    Gigi-geligi rata (sama-danto).
    Antara gigi-gigi tak ada celah (avivara-danto).
    Gigi putih bersih (susukka-datho).
    Lidah panjang (pahuta-jivha).
    Suara bagaikan suara-brahma, seperti suara burung Karavika.
    Mata biru (abhinila netto).
    Bulu mata lentik, bagaikan bulu mata sapi (gopakhumo).
    Di antara alis-alis mata tumbuh sehelai rambut halus, putih bagaikan kapas yang lembut.
    Kepala bagaikan berserban (unhisasiso)


    Kapan Kalki Avatara akan hadir dimuka Bumi ini?

    "When the practices taught by the Vedas and the institutes of law shall nearly have ceased, and the close of the Kali age shall be nigh, a portion of that divine being who exists of his own spiritual nature in the character of Brahma, and who is the beginning and the end, and who comprehends all things, shall descend upon the earth.

    He will be born as Kalki in the family of an eminent brahmin of Sambhala village, endowed with the eight superhuman faculties. By his irresistible might he will destroy all the barbarians and thieves, and all whose minds are devoted to iniquity.

    He will then reestablish righteousness upon earth; and the minds of those who live at the end of the Kali age shall be awakened, and shall be as pellucid as crystal.

    The men who are thus changed by virtue of that peculiar time shall be as the seeds of human beings, and shall give birth to a race who shall follow the laws of the Krita age, the Age of Purity. As it is said, "When the sun and moon, and the luner asterism Tishya, and the planet Jupiter, are in one mansion, the Krita age shall return." (Vishnu Purana 4.24)

    "Thereafter, at the conjunction of two yugas [Kali-yuga and Satya-yuga], the Lord of the creation will take His birth as the Kalki incarnation and become the son of Vishnuyasha. At this time the rulers of the earth will have degenerated into plunderers." (Bhag.1.3.25)

    "Lord Kalki will appear in the home of the most eminent brahmana of Shambhala village, the great soul Vishnuyasha." (Bhag.12.2.18)

    Dari kutipan diatas kita mengetahui bahwa Kalki Avatara itu akan hadir pada akhir jaman Kaliyuga dan Awal jaman Krta yuga/Satya Yuga. Sehingga pertanyaan berikutnya adalah kapan sih itu dalam perhitungan tahun masehi?

    Permulaan jaman kali yuga adalah saat meninggalnya Krishna Avatara yaitu di tahun 3102 BC dan dan berapa panjangkah jaman kali yuga itu?

    Dalam teks-teks hindu dikatakan bahwa panjang jaman kali yuga adalah antara 360.000 tahun (Brahmanda Purana 1.2.29.31-34) dan 432.000 tahun (Perhitungan yang didasari dari Vishnu Purana (Book One, Chapter Three), the Srimad-Bhagavatam (3.11.19), juga dengan Bhagavad-gita (8.17), Vayu Purana (Chapter 57) dan Mahabharata [Santi Parwa(231)]

    Sehingga dapat ditarik perhitungan berakhirnya jaman kali yuga adalah dikisaran tahun 352.981 Masehi atau tahun 424.981 Masehi. Petunjuk ini juga menentukan kepastian turunnya Kalki Avatara kedunia.

    Kapan Kemunculan Buddha Maitreya?

    Dalam Sutra maitreya dikatakan bahwa Buddha maitreya akan hadir dimuka bumi ini setelah 56 koti laksa tahun, dalam bahasa Sangsekerta laksa = 10.000 dan Koti = 100.000, jadi Buddha Maitreya akan hadir setelah 56.000.000.000 tahun.

    Petunjuk kedua adalah berdasarkan pada Digha Nikaya iii.7; Mahavamsa xxxxxxii. 73, 81; Chullavamsa xxxviii. 68; Milinda Panha 159; dan Atthasalini 415, yang menyatakan bahwa Buddha Maitreya akan hadir di dunia ketika umur hidup manusia saat itu mencapai 84.000 tahun dan Ajaran Buddha sudah tidak ada lagi di muka bumi

    Benarkah kalky Avatar sama dengan Buddha Maitreya?

    Pada Mahabharata [Santi Parva, 231.29-32], disebutkan bahwa Satu siklus Brahma (Krita/Satya-yuga, Treta-yuga, Dvapara-yuga, dan Kali-yuga) adalah 12.000 tahun Dewa atau setara dengan 4.320.000.000 tahun. Saat ini adalah baru permulaan jaman Kali Yuga di siklus terakhir Brahma. Perlu diketahui bahwa Buddha Maitreya dikatakan akan muncul di 56.000.000.000 tahun kemudian sejak jaman Buddha Gautama dan juga tentunya setelah kematian Krisna Avatar.

    Dari keterangan diatas dapat dihitung bahwa Buddha Maitreya akan hadir didunia ini setelah 12 sampai 13 Silkus Brahma dan bukan di Siklus ini. sehingga jelas sudah bahwa Kalki Avtara adalah tidak sama dengan Buddha Maitreya.
    sekitar 9 bulan yang lalu
  • Dharma
    Pondasi Dasar Agama Hindu dan Buddha

    Karmaphala
    Hindu:
    Karmaphala atau karma pala adalah konsep dasar dalam ajaran-ajaran Hindu. Berakar dari dua kata yaitu karma dan phala. Karma berarti perbuatan/aksi, dan phala berarti buah/hasil. Karmaphala berarti buah dari perbuatan yang telah dilakukan atau yang akan dilakukan. Dalam ajaran Karmaphala, setiap perbuatan manusia pasti membuahkan hasil (baik atau buruk).

    Karmaphala ini erat kaitannya dengan reinkarnasi, dimana hasil perbuatan manusia akan dipetik olehnya bisa pada saat ini juga, diwaktu yang akan dating pada kehidupannya saat ini maupun pada kehidupannya mendatang. Demikian pula keadaan saat ini merupakan buah dari hasil perbuatan masal lalu atau juga berasal dari kehidupan sebelumnya. Dalam ajaran tersebut, bisa dikatakan manusia yang menentukan baik/buruk kehidupan yang akan ia jalani sementara Tuhan yang menentukan kapan hasilnya diberikan (baik semasa hidup maupun setelah reinkarnasi)
    Buddha:
    Kamma adalah kata bahasa Pali (dalam bahasa Sansekerta karma) yang berarti "perbuatan". Hal ini dalam arti umum meliputi semua jenis kehendak dan maksud perbuatan, yang baik maupun yang buruk, lahir atau bathin dengan pikiran kata-kata atau tindakan. Makna yang luas dan sebenarnya dari Kamma, ialah semua kehendak atau keinginan dengan tidak membeda-bedakan apakah kehendak atau keinginan itu baik (bermoral) atau buruk (tidak bermoral), mengenai hal ini Sang Buddha pernah bersabda :

    "O, bhikkhu, kehendak untuk berbuat (bahasa Pali : Cetana) itulah yang Kami namakan Kamma. Sesudah berkehendak orang lantas berbuat dengan badan, perkataan atau pikiran."

    Sang Buddha pernah bersabda (Samyutta Nikaya I, hal. 227) sbb :

    "Sesuai dengan benih yang telah ditaburkan begitulah buah yang akan dipetiknya, pembuat kebaikan akan mendapat kebaikan, pembuat kejahatan akan memetik kejahatan pula. Tertaburlah olehmu biji-biji benih dan engkau pulalah yang akan merasakan buah-buah dari padanya".
    [Kembali]

    Reinkarnasi/Tumimbal lahir/Tumitis

    Reinkarnasi (dari bahasa Latin untuk "lahir kembali" atau "kelahiran semula"[1]) atau t(um)itis, merujuk kepada kepercayaan bahwa seseorang itu akan mati dan dilahirkan kembali ke bumi ini. Terdapat dua aliran utama yaitu mereka yang mempercayai bahwa manusia akan kembali kekal lahir kembali dan mereka yang mempercayai bahwa manusia akan berhenti lahir semula pada suatu ketika apabila mereka melakukan kebaikan yang mencukupi atau apabila mendapat kesadaran agung (Nirvana) atau menyatu dengan Tuhan (moksha), contohnya ajaran Buddha dan Hindu.

    Hindu:
    Punarbhawa merupakan keyakinan bahwa manusia mengalami reinkarnasi. Dalam ajaran Punarbhawa, reinkarnasi terjadi karena jiwa harus menanggung hasil perbuatan pada kehidupannya yang terdahulu. Apabila manusia tidak sempat menikmati hasil perbuatannya seumur hidup, maka mereka diberi kesempatan untuk menikmatinya pada kehidupan selanjutnya. Maka dari itu, munculah proses reinkarnasi yang bertujuan agar jiwa dapat menikmati hasil perbuatannya (baik atau buruk) yang belum sempat dinikmati. Proses reinkarnasi diakhiri apabila seseorang mencapai kesadaran tertinggi (moksha).

    Proses reinkarnasi
    Pada saat jiwa lahir kembali, roh yang utama kekal namun raga kasarlah yang rusak, sehingga roh harus berpindah ke badan yang baru untuk menikmati hasil perbuatannya. Pada saat memasuki badan yang baru, roh yang utama membawa hasil perbuatan dari kehidupannya yang terdahulu, yang mengakibatkan baik-buruk nasibnya kelak. Roh dan jiwa yang lahir kembali tidak akan mengingat kehidupannya yang terdahulu agar tidak mengenang duka yang bertumpuk-tumpuk di kehidupan lampau. Sebelum mereka bereinkarnasi, biasanya jiwa pergi ke sorga atau ke neraka.

    Dalam filsafat agama yang menganut faham reinkarnasi, neraka dan sorga adalah suatu tempat persinggahan sementara sebelum jiwa memasuki badan yang baru. Neraka merupakan suatu pengadilan agar jiwa lahir kembali ke badan yang sesuai dengan hasil perbuatannya dahulu. Dalam hal ini, manusia bisa bereinkarnasi menjadi makhluk berderajat rendah seperti hewan, dan sebaliknya hewan mampu bereinkarnasi menjadi manusia. Sidang neraka juga memutuskan apakah suatu jiwa harus lahir di badan yang cacat atau tidak.

    Akhir proses reinkarnasi
    Selama jiwa masih terikat pada hasil perbuatannya yang terdahulu, maka ia tidak akan mencapai kebahagiaan yang tertinggi, yakni lepas dari siklus reinkarnasi. Maka, untuk memperoleh kebahagiaan yang abadi tersebut, roh yang utama melalui badan kasarnya berusaha melepaskan diri dari belenggu duniawi dan harus mengerti hakikat kehidupan yang sebenarnya. Jika tubuh terlepas dari belenggu duniawi dan jiwa sudah mengerti makna hidup yang sesungguhnya, maka perasaan tidak akan pernah duka dan jiwa akan lepas dari siklus kelahiran kembali. Dalam keadaan tersebut, jiwa menyatu dengan Tuhan (Moksha)
    Buddha:
    Dalam agama Buddha dipercayai bahwa adanya suatu proses kelahiran kembali (Punabbhava). Semua makhluk hidup yang ada di alam semesta ini akan terus menerus mengalami tumimbal lahir selama makhluk tersebut belum mencapai tingkat kesucian Arahat. Alam kelahiran ditentukan oleh karma makhluk tersebut; bila ia baik akan terlahir di alam bahagia, bila ia jahat ia akan terlahir di alam yang menderitakan. Kelahiran kembali juga dipengaruhi oleh Garuka Kamma yang artinya karma pada detik kematiaannya, bila pada saat ia meninggal dia berpikiran baik maka ia akan lahir di alam yang berbahagia, namun sebaliknya ia akan terlahir di alam yang menderitakan, sehingga segala sesuatu tergantung dari karma masing-masing.

    Tumimbal Lahir adalah istilah yang dikenal dalam agama Buddha sehubungan dengan kelahiran kembali suatu mahluk hidup dalam alam kehidupan yang sama atau berbeda serta tidak membawa kesadaran akan kehidupan dari alam sebelumnya. Konsep ini berbeda dengan konsep reinkarnasi di mana reinkarnasi masih membawa kesadaran akan alam kehidupan dari alam sebelumnya.

    Yang dimaksud dengan Tumimbal lahir adalah suatu proses kelahiran kembali jasmani dan batin yang lama mengalami pelapukan, kehancuran, dan kemudian muncul jasmani dan batin baru yang timbul akibat adanya kekuatan kamma (perbuatan). Jadi disini jasmani dan batin/”jiwa” tidak kekal. Konsep ini dianut oleh penganut Buddhisme sesuai dengan 3 prinsip dasar hidup dan kehidupan yaitu : Anatta, segala sesuatu adalah tanpa adanya “roh”/”jiwa”/batin yang kekal. Anicca, segala sesuatu yang terbentuk dari gabungan beberapa unsur adalah tidak kekal. Dukkha, segala sesuatu yang tidak kekal membawa penderitaan.

    Sedangkan pada Reinkarnasi yaitu Jasmani mengalami kehancuran, tetapi “jiwa”/batin tidak mengalami kehancuran/perubahan. Kemudian “jiwa” “mencari” dan menempatkan jasmani yang baru

    Reinkarnasi adalah suatu proses kelahiran kembali dimana batin/”jiwa” yang lama meninggalkan jasmani yang sudah lapuk dan mencari jasmani baru. Jika diumpamakan seperti kita mengganti baju, dimana tubuh kita adalah “jiwa/batin kita, dan baju sebagai jasmani kita. Setelah baju (jasmani) usang, maka diganti dengan yang baru. Jadi disini hanya batin/”jiwa” yang dikatakan kekal. Konsep Reinkarnasi ini di anut oleh agama Hindu seperti yang dijelaskan dalam salah satu kitab suci agama Hindu yaitu Bhagavad Gita. Dan Buddhisme menolak adanya batin/”jiwa” yang kekal

    Konsep Ketuhanan

    Hindu:
    BhagavadGita(13:12-22) disebutkan:

    Beliau memiliki tangan, kaki, mata, kepala, dan muka yang berada dimana-mana, dan Beliau memiliki telinga di segala penjuru. Ia berada dalam segala sesuatu dan meliputi alam semesta. Beliau sumber asli segala indria, namun tanpa memiliki indria. Beliau tidak terikat, walau Beliau memelihara semua makhluk. Beliau melampaui sifat-sifat alam, dan pada waktu yang sama Beliau adalah penguasa semua sifat alam material. Beliau berada di luar dan di dalam segala insan, tidak bergerak namun senantiasa bergerak, Beliau di luar daya pemahaman indria material. Beliau amat jauh, namun juga begitu dekat kepada semua makhluk. Walaupun Beliau terbagi di antara insani, namun Beliau tidak dapat dibagi. Beliau mantap sebagai Yang Maha Tunggal. Beliau pemelihara segala makhluk, dan Beliau menciptakan sekaligus memusnahkan mereka. Beliau adalah sumber dari segala benda yang bercahaya. Baliau di luar kegelapan alam dan tidak terwujud. Beliau adalah pengetahuan dan tujuan pengetahuan. Beliau bersemayam di dalam hati sanubari segala makhluk

    Bentuk penegasan sekaligus koreksi yang dilakukan dalam mengembalikan pemahaman yang benar dalam Veda adalah seperti yang dinyatakan dalam Bhagavad Gita:

    Ye yatha mam prapadyante tams tathaiva bhajamy aham, mama vartmanuvartante manusyah partha sarvasah [Bhagavad Gītā, 4.11]
    Arti:
    Jalan manapun ditempuh manusia kearah-Ku semuanya Ku-terima, dari mana - mana semua mereka menuju jalan-Ku, oh Parta

    Yo-yo yam-yam tanum bhaktah sraddhayarcitum icchati, tasya-tasya calam sraddham tam eva vidadhamy aham [Bhagavad Gītā, 7.21]
    Arti:
    Apapun bentuk kepercayaan yang ingin dipeluk oleh penganut agama, Aku perlakukan kepercayaan mereka sama supaya tetap teguh dan sejahtera

    sa tayā śraddhayā yuktas tasyārādhanam īhate labhate ca tatah kaman mayaiva vihitān hi tān [Bhagavad Gītā, 7.22]
    Arti:
    Setelah diberi kepercayaan tersebut, mereka berusaha menyembah Dewa tertentu dan memperoleh apa yang diinginkannya. Namun sesungguhnya hanya Aku sendiri yang menganugerahkan berkat-berkat tersebut.

    ye ‘py anya-devatā-bhaktā yajante śraddhayānvitā te ‘pi mām eva kaunteya yajanty avidhi-pūrvakam [Bhagavad Gītā, 9.23]
    Arti:
    Orang-orang yang menyembah Dewa-Dewa dengan penuh keyakinannya sesungguhnya hanya menyembah-Ku, tetapi mereka melakukannya dengan cara yang keliru, wahai putera Kunti (Arjuna)

    "Orang yang menyembah dewa akan dilahirkan di tengah masyarakat dewa, orang yang menyembah leluhur akan pergi ke leluhur, orang yang menyembah hantu dan roh halus akan dilahirkan di tengah-tengah makhluk seperti itu, dan orang yang menyembah-Ku akan hidup bersama-Ku." (Bhagavad Gītā, 9.25)

    Sloka-sloka diatas secara tegas telah menyatakan bahwa tidak penting jalan mana yang ditempuh untuk mencapai pencerahan atau mencapai Yang teragung, akan tetap diterima olehNya adapun jalan yang dimaksud adalah KarmaYoga, BhaktiYoga, JnanaYoga dan Raja Yoga.
    Buddha:
    Konsep kebebasan dan ketuhanan dalam Buddha adalah mengikuti apa yang tercantum dalam Khuddaka-Nikaya dalam Sutta Pitaka Udana VIII.1-4:

    O, bhikkhu, ada keadaan di mana tidk ada tanah, tidak ada air, tidak ada api, dan tidak ada udara; tidak ada dasar yang terdiri dari ketidak-terbatasan kesadaran, tidak ada dasar dari kekosongan, tidak ada dasar yang terdiri dari bukan presepsi dan tidak bukan presepsi; tidak ada dunia ini atau dunia lain ataupun dua dunia itu; tidak ada matahari atau rembulan. Di sini, O, bhikkhu, saya katakan tidak ada kedatangan, tidak ada kepergian, tidak ada yang tinggal, tidak ada kematian, tidak ada kemunculan. Tidak terpancang, tidak dapat digerakkan, tidak mempunyai penyangga. Inilah akhir dari penderitaan.

    Yang tidak terpengaruh sulit untuk diketahui, Kebenaran tidak mudah dilihat; Nafsu keinginan akan ditembus oleh orang yang tahu, Tidak ada penghalang bagi orang yang melihat.

    O. bhikkhu, ada sesuatu yang tidak dilahirkan, tidak menjelma, tidak tercipta, yang mutlak. Jika seandainya saja, O, bhikkhu, tidak ada sesuatu yang tidak dilahirkan, tidak-menjelma, tidak tercipta, yang mutlak; maka tiak akan ada jalan keluar kebebasan kelahiran, penjelmaan, pembentukan, oemunculan dari sebab yang lalu. Tetapi karena ada sesuatu yang tidak dilahirkan, tidak-menjelma, tidak tercipta, yang mutlak; maka ada jalan keluar kebebasan kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu.

    Bagi yang ditopang, ada ketidakstabilan, bagi yang tidak ditopang, tidak ada ketidak-stabilan, bila tidak ada ketidakstabilan ada ketenangan; bila ada ketenangan tidak ada sikap takluk; bila tidak ada sikap takluk tidak ada datang-dan-pergi; dan bila tidak ada atang-dan-pergi tidak ada kematian dan kemunculan; bila tidak ada kematian-dan-kemeunculan, tidak ada “di sini” atau “diluar sana” ataupun "di antara keduanya". Inilah akhir dari penderitaan.

    Buddha menyatakan bahwa tujuan dari pembebasan adalah Nibana dan wujud pencipta terwakili dengan kata sifat ketuhanan yang dituju yaitu, tidak dilahirkan, tidak menjelma, tidak tercipta dan mutlak. Tida dinyatakan oleh Buddha untuk dipuja.

    Buddha menolak anggapan bahwa semua yang diperbuat dan dialami seseorang pada masa sekarang, baik hal yang baik maupun buruk tidak lain merupakan kehendak tuhan. Menurut Buddha, semua perbuatan dan semua yang dialami seseorang bukan merupakan kehendak tuhan, yang mengakibatkan seseorang tidak memiliki kehendak bebas, hanya akan menjadi ”boneka” yang tidak bisa membebaskan diri dari penderitaan dan akan menjadi seseorang yang tidak memiliki kewaspadaan dan pengendalian diri. (Tittha Sutta; Anguttara Nikaya 3.61.)

    Begitu juga dalam Devadaha Sutta, Majjhima Nikaya 101 yang mengatakan

    Apabila, O para bhikkhu, makhluk-makhluk mengalami penderitaan dan kebahagiaan sebagai hasil atau sebab dari ciptaan Tuhan (Issaranimmanahetu), maka para petapa telanjang ini tentu juga diciptakan oleh satu Tuhan yang jahat/nakal (Papakena Issara), karena mereka kini mengalami penderitaan yang sangat mengerikan.

    Kemudian dalam Bhuridatta Jataka, Jataka 543:

    "Dengan mata, seseorang dapat melihat pandangan memilukan; Mengapa Brahma itu tidak menciptakan secara baik? Bila kekuatannya demikian tak terbatas, mengapa tangannya begitu jarang memberkati? Mengapa dia tidak memberi kebahagiaan semata? Mengapa kejahatan, kebohongan dan ketidak-tahuan merajalela? Mengapa memenangkan kepalsuan, sedangkan kebenaran dan keadilan gagal? Saya menganggap, Brahma adalah ketak-adilan. Yang membuat dunia yang diatur keliru
    sekitar 9 bulan yang lalu
  • Dharma
    Moksa/Nibana/Nirwana plus Surga dan

    Moksa (Sansekerta: mokṣa) adalah sebuah konsep agama Hindu dan Buddha. Artinya ialah kelepasan atau kebebasan dari ikatan duniawi.

    Sementara Surga dan Neraka adalah salah satu tempat dimana Ia menerima hasil dari perbuatannya selama hidupnya dahulu atau dikehidupan akan dating.

    Dalam Buddhisme, nirvāṇa (dari bahasa Sansekerta -- Pali: Nibbāna -- bahasa Tionghoa: Nie4 Pan2 (涅槃)), secara harafiah: "kepunahan" atau "pemadaman", adalah kulminasi pencarian umat Buddha terhadap kebebasan.

    Siddartha Gautama, sang Buddha, menejelaskan Buddhisme sebagai sebuah rakit yang, setelah mengapung di atas sungai, akan memperbolehkan sang penumpangnya untuk mencapai nirwana.

    Hinduisme juga menggunakan nirwana sebagai sinonim untuk pemikiran mereka tentang moksha, dan nirvana dibicarakan dalam beberapa tulisan tantra Hindu serta Bhagawad Gita.

    Konsep nirwana antara agama Buddha dan Hindu tidak boleh disamaratakan.

    Dalam pengertian yang lebih dalam, Nibbana adalah kebahagiaan tertinggi, suatu keadaan kebahagiaan abadi yang luar biasa. Kebahagiaan Nibbana tidak dapat dialami dengan memanjakan indera, melainkan dengan menenangkannya.

    Nibbana bukanlah suatu tempat. Nibbana bukanlah suatu ketiadaan atau kepunahan. Nibbana bukanlah suatu surga. Tidak ada kata yang cocok untuk menjelaskan Nibbana ini. Nibbana dapat direalisasi dengan cara melenyapkan keserakahan (lobha), kebencian (dosa) dan kebodohan bathin (moha).

    [Kembali]

    Uji Material Keabsahan Klaim Kalangan Islam

    Apakah Muhammad adalah Tuhan? Tidak,

    Muhammad adalah seorang utusan Tuhan.

    Sedangkan Kalki Avatara adalah Tuhan sendiri yang turun ke dunia!

    Bahkan Muhammad-pun tidak mendekati definisi dan ciri2 Buddha. Perlu dicatat bahwa Buddha tidak pernah menganjurkan untuk Menyembah Tuhan. Setiap Buddha ada di muka bumi menganjurkan untuk TIDAK menyakiti Mahluk hidup tanpa kecuali [tidak ada pengucualian apapun! Termasuk dalam keadaan perang]

    Sedangkan Muhammad menganjurkan untuk melakukan pembunuhan

    Apakah Muhammad Menyatakan Reinkarnasi (Punarbawa/Tumimbal Lahir)? Tidak

    Apakah Muhammad menyatakan ada hukum Karmaphala (kamma)? Tidak

    Apakah Muhammad menyatakan adanya Nirwana (nibbana) selain Surga dan Neraka? Tidak

    Apakah tahun kehidupan Muhammad berada di dekat tahun-tahun yang diramalkan akan hadirnya Kalki Avatara dan/atau Buddha Maitreya didunia? Tidak

    Kalkiy Avatara akan muncul didunia pada kisaran 352.981 Masehi atau tahun 424.981 Masehi dan Buddha Maitreya akan hadir di 56.000.000.000 tahun lagi.

    Kalky avatar lahir pada bulan Baisakha 12 hari setelah bulan penuh (purnama), berarti 12 hari setelah tanggal 14/15 yaitu tanggal 26/27 akhir bulan Baisakha.

    Sementara itu kepastian tanggal lahir Muhammad pun tidak diketahui saat dulu maupun sekarang. Pendapat para Ulama berbeda-beda dalam hal ini. Phillip K. Hitti berkata bahwa dia dilahirkan sekitar 571 AD (History of the Arabs, hal 111). Abdullah Yusuf Ali berkeras, "tahun yg selalu diberikan utk kelahiran sang Nabi adalah 570 AD, meski tanggalnya harus dikira-kira, jadi angkanya adalah antara 569 dan 571, kemungkinan batas paling ekstrim." (Quran, V.2, hal 1071)

    Walau tahun kelahirannya Muhamad misterius, Muslim tetap menetapkan bahwa dia lahir pada jam-jam awal, yaitu hari Senin, hari ke-29 bulan Agustus, 570 AD (Lihat Ghulam Mustafa, Vishva Nabi, hal 40). – Sebuah perayaan yg mereka rayakan dg pawai riuh. Namun faktanya tetap: tahun kelahiran Muhamad tidak ditetapkan berdasarkan bukti2 sejarah yg dapat dipercaya. Dengan demikian, Perayaan kelahiran Muhammad, tidak berdasarkan sumber2 kuat Islam namun hanya berdasarkan tradisi.

    Apakah Muhammad yang mengajarkan sendiri ajarannya? Tidak,

    Ia diberitahukan melalui perantara yang bernama Jibril yang diyakini sebagai malaikat (mungkin dapat disamakan dengan Dewa).

    Buddha Maitreya tidak memerlukan perantara untuk mengajar, bahkan Buddha Maitreya adalah guru para Dewa.

    Sedangkan Kalki, adalah Pemilik para Dewa sehingga Dewapun tunduk dan patuh padaNya.

    Apakah Muhammad memiliki 6 Abbhina/kekuatan Gaib? Tidak

    Para Buddha mempunyai 6 kekuatan Gaib.

    Kalki avatar digambarkan memiliki 8 kekuatan Gaib yang melekat padanya dan dapat digunakan kapanpun Ia mau.

    Apakah Muhammad menguasai penjuru dunia? Tidak,

    Sewaktu Muhammad hidup lingkup daerah kekuasaan yang berhasil ditaklukannya bahkan tidak sampai keluar dari Jazirah Arab

    Apakah Muhammad mempunyai banyak anak yang gagah perkasa dan penakluk musuh? Tidak,

    Semua anak laki-lakinya telah mati muda, Dari Khadijah (Qasim dan Abdullah) meninggal selagi bayi, dari Budaknya Maria al-Qibthiya (Ibrahim) meninggal saat usia 4 tahun.

    Yang tersisa hanya berasal dari putrinya Fatimah yang menikah dengan Ali (Hasan dan Husain) yang juga tewas sekeluarga dibantai pada masa Bani Umayah dan Bani Abbas. Menurut sumber yang masih harus diuji keabsahannya dikisahkan bahwa masih ada keturunan Muhammad yang selamat dan lari ke maroko.

    Apakah Muhammad mempunyai ciri2 32 Manussa Agung/Maha Purisa? Tidak

    Apakah Muhammad menaklukan tidak dengan pedang melainkan hanya dengan kebenaran? Tidak,

    Ia berperang dengan menggunakan Pedang.

    Ini sangat jauh berbeda dengan Buddha dimana saat Beliau di cacimaki, diserang Gajah dan hendak dibunuh tetap dalam keadaan diam tidak menyerang dan hanya menyampaikan kebenaran melalui ucapanNya saja dan semua yang menyerangnya menjadi Pengikutnya.

    Sementara Kalki dikisahkan bersenjatakan Petir(Bajra) yang menyerupai Pedang yang dapat menghanguskan sebuah Kota (ini lebih menyerupai senjata masa depan daripada sebuah pedang jaman dulu)

    Apakah Muhammad mempunyai kuda putih sebagai tunggangannya setiap saat? Tidak,

    Ia tidak mempunyai tunggangan yang sama yang dipakainya setiap saat dan tidak pernah tercatat bahwa Muhammad mempunyai kuda berwarna putih sebagai tunggangannya

    Apakah Buraq adalah Kuda putih? Tidak,

    Buraq adalah suatu mahluk menyerupai hewan berwarna putih berbadan lebih besar dari keledai dan lebih kecil dari Bagal [Muslim Book 001, Number 0309, Bukhari, Vol 5, Book 58, Number 227] bermuka Manusia dan berekor merak [The Haj, Leon Uris's dan Gambar Buraq dari literatur abad 16].

    Buraq tidak ditunggangi Muhammad setiap saat namun hanya satu kali yang konon terjadi pada peristiwa Isra’ Mir’aj [AQ 17:1; Bukhari vol 9, buku 63 no.608; Tisdal, W., "Original Sources of Islam", hal. 78] pada tanggal 27 Rajab tahun ke-11 kerasulan Muhammad.

    Buraq tidak pernah disebut dalam Al Qur’an dan hanya muncul di Hadis sahih Muslim dan Bukhari dan itupun tidak pernah disebutkan sebagai Kuda berwarna putih. Peristiwa Isra’ Miraj menyatakan:

    Muhammad pergi menaiki Buraq [Buraq tidak pernah ada di dalam Qur’an dan hanya tercatat di hadist itupun tidak pernah dikatakan sebagai Kuda Putih].

    Saat Isra’ Mir’aj, Nabi berada dirumah seorang sepupunya (wanita) yang baru kehilangan suami [sampai tengah malam], ini tidak lazim menurut adat istiadat setempat, sementara Nabi belumlah diterima secara luas di Mekkah [2 tahun sebelum Hijrah dan hampir 1 tahun setelah ditinggal istri dan pamannya],

    Pada AQ 17:1 disebutkan Nabi mengunjungi Mesjid Aqsa yang justru baru dibangun setelah Nabi wafat oleh Khalifah Abdul Malik bin Marwan dari Kekhalifahan Umayyah [Dinasti Bani Umayyah] pada tahun 66 H dan selesai tahun 73 H (56 tahun setelah Nabi Muhamad Wafat)

    Merupakan awal mula Shalat 5 waktu. Pada peristiwa Isra’ Mi’raj awalnya diperintahkan 50 x shalat satu harinya dan Nabi berhasil menawar berulang kali kepada Allah hingga akhirnya menjadi 5 x (jadi, sampai dengan 11 tahun masa ke rasulan tidak ada perintah Shalat)

    Apakah Muhammad tidak pernah Membunuh dan/atau anti pembunuhan? Tidak,

    Ia membunuh dan memerintahkan Pembunuhan dan pembantaian.

    Seorang Buddha setelah mencapai Buddha tidak akan menikah lagi untuk alasan Apapun, apakah Muhammad juga tidak menikah lagi setelah menjadi Rasul? Tidak,

    Setelah menjadi Rasul, Paling tidak Muhammad beristri 15 orang, 2 (dua) diantaranya diceraikan.

    Apakah Istri Muhammad ada yang bernama Padma? Tidak,

    Selain dari Khaddijah, istri-istri Muhammad lainnya adalah Saudah, Aisyah, Hafshah, Zainab binti Khuzaimah, Ummu Salamah, Juwariyah, Zainab binti Jahsyi(Mantan istri anak angkat Muhammad-Zaid ibn Haritsah), Raihanah(Budak milik Muhammad), Syafiyyah, Maemunah, Maria Qibthiyyah(budak milik Hafshah), Arkian dan masih banyak lagi [Sumber: Biografi Rasullulah, Dr. Mahdi Rizqullah Ahmad, Penerbit Qisthi press, Januari 2006, hal.887: "Seandainya Rasulullah s.a.w berkehendak untuk memiliki ribuan budak perempuan dan selir, tentu saja Rasulullah s.a.w. tidak akan mengurangi haknya untuk mengambil hal tersebut. Apalagi…"; juga lihat di: Selain Khadijah, Semua Istri Nabi berusia Muda dan Ranum]

    Apakah maksud dari arti kata Ayahanda Kalki (Vishnuyasha), Ayahhanda Buddha Maitreya (Subrahma) sama artinya dengan nama ayahanda Muhammad (Abdullah)? Tidak,

    Vishnuyasha berarti Pengikut Wisnu, Subrahma adalah Brahma yang baik sedangkan Abdulah berarti Pengikut Allah,

    Kata Allah pada jaman Pra-islam Allah berkonotasi dengan dewa bulan. Pada jaman sebelum islam orang Arab menyembah dewa(i). Di Mekkah, "Allah" adalah dewa tertinggi bangsa Quraish, sukunya Nabi. Allah memiliki 3 puteri: Al Uzzah [Venus]; Manah [Dewi nasib] dan Al Lat [Dewi tumbuh-tumbuhan]. Mereka dianggap paling berkuasa dan campur tangan mereka atas nama pemuja sangat penting.

    Pernyataan Albert Hourani: "Nama Islam bagi Tuhan adalah 'Allah', yang sudah dipakai utk dewa2 setempat "(bahkan dipakai orang Yahudi dan Kristen yg berbicara Arab--lihat A history Of Arab people by Albert Hourani, 1991, page-16, Belknap press of Harvard University, USA).

    Apakah Arti dari Kalky, Maitreya dan Muhammad sama? Tidak,

    Kalky= Abadi/ pejuang yang perkasa,

    Maitereya adalah nama Suku beliau dan nama sebelum menjadi Buddha adalah Ajita = pemenang, tidak tertaklukan (Buddha Gautama, Gautama adalah nama suku, nama sebelum menjadi Buddha adalah Sidharta=tercapai semua maksudnya),

    Sedangkan Nama asli Muhammad adalah Kothan Halabi...Aminah menyebut bayinya Kothan, tapi kakeknya mengubahnya menjadi Muhammad dikemudian hari (lihat Buku R.V.C. Bodley "The Messenger", hal 6). Arti Muhammad adalah yang terpuji namun apakah arti Kothan?

    Apakah Ayahanda Muhammad kepala suku, atau keluarga kaya atau keluarga terpandang? Tidak,

    Muhammad bukanlah orang kaya, bukan anak kepala suku dan bukan dari keluarga terpandang, ia lahir di Bakka (Quran 3:96) dan kemudian dikenal sebagai Mekkah.

    Suku Quraish adalah penghuni aslinya, mengingat fakta bahwa suku merekalah yg memiliki kontrol atas pengawasan dan ritual religius dari rumah Tuhan tersebut.

    Anggota2 dari suku Quraish terdiri dari tiga kelompok

    Satu adalah kelompok pendeta, yg mengontrol rumah Tuhan dan mendapatkan pemasukan dari para peziarah.
    Kelompok kedua terdiri dari sejumlah kecil orang Quraish yg melakukan perdagangan.
    Kelompok ketiga adalah yg paling besar, dan terdiri dari mereka yg menopang hidupnya dg menyediakan air dan pelayanan2 lain bagi para peziarah.

    Pekerjaan ini tidak menjamin pemasukan yg tetap bagi mereka; ketika mereka menerima peziarah dalam jumlah yg banyak, mereka mendapat pemasukan yg besar, tapi ketika jumlah peziarah kecil pendapatan merekapun kecil. Orang2 ini spt pekerja zaman kita sekarang; mereka dibayar kalau ada pekerjaan. Lebih dari 1400 tahun yg lalu, tinggal di Mekkah seorang laki2 bernama Abdullah.

    Dia termasuk kelompok ketiga dari kaum Quraish. Istrinya bernama Aminah. Karena dia tidak mempunyai pendapatan yg tetap, keuangan rumah tangganya selalu kempas kempis. Seringkali keduanya harus tidur tanpa makan. Kemiskinan yg terus menerus akhirnya sampai pada puncaknya, mereka sering bertengkar dan bertengkar mengenai kondisi keuangan mereka dan juga mengenai masa depan mereka.

    Kalki adalah orang terpandang begitu pula dengan Maitreya, tidak pernah seorang Avatar dan Buddha lahir dikeluarga tidak perpandang.

    Detail lebih lanjutnya ada pada satu artikel bagus yang menjawab dengan tegas dan lugas kekeliruan-kekeliruan yang dipaksakan untuk mengatakan bahwa Muhammad adalah Kalky Avatar
    a

KRISTEN,ISLAM,BUDHA ,HINDU MASUK SURGA..MENURUT AJARAN SYEKH SITI JENAR ATAU AL-HALLAJ



ISLAM ,BUDHA ,HINDU ,KRISTEN ….MASUK SURGA

KRISTEN,ISLAM,BUDHA ,HINDU MASUK SURGA..MENURUT AJARAN SYEKH SITI JENAR ATAU AL-HALLAJ
ISLAM ADALAH AGAMA YANG TERAKHIR
ISLAM ADALAH AGAMA CINTA DAMAI
ISLAM ADALAH AGAMA LEMBUT DAN TOLERANSI
ISLAM ADALAH AGAMA PEMERSATU DARI SEMUA AGAMA
ISLAM ADALAH AGAMA YANG MENGAKUI BERIBU-RIBU ROSUL
ISLAM ADALAH AGAMA MENGAKUI ISA AS ROSULLULLOH
ISLAM AGAMA YANG PALING SEMPURNA DARI SEMUA AGAMA YANG PERNAH ADA DI MUKA BUMI
ISLAM ADALAH PENUTUP DARI SEMUA AGAMA
ISLAM ADALAH AGAMA YANG TERHORMAT
ISLAM ADALAH AGAMA YANG SELALU MENGAJARKAN HIDUP BERSIH DAN SUCI
ISLAM AGAMA ……………………………………………………
ISLAM PENYEMPURNA DAN PEMERSATU SEMUA AGAMA YANG SUDAH DI TURUNKAN TUHAN /ALLO/SANG HYANG WIDHI.ISLAM AGAMA YANG DI SAMPAIKAN OLEH ROSUL MUHAMMAD,ROSUL PENUTUP DARI SEMUA ROSUL YANG SUDAH DI TURUNKAN ALLOH,ROSUL KAUM PADA ERA NABI MUHAMMAD SAW,ERA ZAMAN AKHIR DIMANA ZAMAN YANG SUDAH TIDAK ADA NABI DI TURUNKAN LAGI .
PADA ZAMAN SEBELUM ISLAM DATANG ,ALLOH SUDAH MENURUNKAN ROSUL-ROSUL LAIN DENGAN MEMBAWA AGAMA YANG BERANEKA MACAM DENGAN AJARAN-AJARANNYA . SEBELUM ALLOH MENGENALKAN DIRINYA DENGAN SEBUTAN ALLOH,MAKA ALLOH ATAU AR-ROHIM SUDAH TERLEBIH DAHULU MENGENALKAN DIRINYA DENGAN NAMA ;
SANG HYANG WISESA ,SANG HYANG WENANG,SANG HYANG TUNGGAL ,GUSTI PANGERAN,SANG HYANG MANON…..ITU SEMUA ADALAH NAMA-NAMA TUHAN ,TUHANNYA ISA ,TUHANNYA MUSA,TUHANNYA DAUD,TUHANNYA MUHAMMAD SAW.
PADA ERA NABI ISA AS ALLOH ATAU AL-BASITH MENGENALKAN DIRINYA DENGAN NAMA TUHAN ALLAH ( KRISTEN ).
DARI SEMUA NAMA -NAMA TUHAN ITU ADALAH SEBUTAN TUHAN-TUHAN KITA ,TUHAN SEKALIAN CIPTANNYA . ALLOH MEMBOLEHKAN HAMBANYA DENGAN SEBUTAN APA SAJA YANG PENTING BAIK . KARENA ALLOH ATAU SANG HYANG TUNGGAL ADALAH TUHAN YANG MENGATUR DAN YANG MENENTUKAN MASUK TIDAKNYA HAMBA KE DALAM SURGA . ALLOH TIDAK MEMENTINGKAN NAMA ATAU IDENTITAS ,TAPI ALLOH LEBIH MEMENTINGKAN WUJUDNYA . ALLOH LEBIH SENANG DI SEMBAH WUJUDNYA ATAU DZATNYA DARIPADA DI SEMBAH NAMANYA . HAMBA BOLEH MEMANGGIL APA SAJA TUHANNYA ASAL SAJA BAIK .
SUATU CONTOH ; WUJUDNYA SEBESAR JARI TELUNJUK DAN DALAM NYA BERISI TEMBAKAUNYA DAN BILA DI SULUT API UJUNGNYA MAKA AKAN KEL;UAR ASAP …TENTUNYA ENAK DI ISAP,BARANG APAKAH ITU ?
DALAM BAHASA INDONESIA DI SEBUT ROKOK
DALAM BAHASA INGGRIS DI SEBUT SIGARET
DALAM BAHASA ARAB DISEBUT DUKHON
KESEMUANYA ITU ADALAH WUJUD DARI BARANG TERSEBUT, YANG WUJUDNYA SAMA PERSIS TAK ADA BEDANYA ,YANG MEMBEDAKAN ADALAH NAMANYA DOANG .
BEGITU PULA DENGAN ALLOH,SANG HYANG TUNGGAL,SANG HYANG MANON,TUHAN ALLAH .
ALLOH ATAU TUHAN ALLAH ATAU SANG HYANG WIDHI WUJUDNYA SAMA PERSIS .
NAMA -NAMA SANG WUJUD JUMLAHNYA BERIBU-RIBU SEBAGAIMAN JUMLAHNYA ROSUL ALLOH .
ISLAM,HINDU,BUDHA ,KRISTEN …ADALAH NAMA SUATU IDENTITAS ,YANG MANA SUATU IDENTITAS ITU MEMPUNYAI AJARAN-AJARAN YANG DI SESUAIKAN PADA ZAMANNYA,ATAU DI SESUAIKAN PADA SUATU KEHIDUPAN MASYARAKATNYA . SETIAP AGAMA MEMPUNYAI AJARAN -AJARAN SENDIRI-SENDIRI DALAM RANGKA AGAR DAPAT MENDEKATKAN KE TUHAN SEKALIAN CIPTAANNYA . DALAM ISLAM ADA AJARAN YANG NAMANYA SHAHADAT,SHOLAT,PUASA ,ZAKAT,HAJI,SABAR,LOMAN,IKHLAS,TAWAKKAL ,TIDAK BOLEH MAKAN BABI,TIDAK BOLEH BERBOHONG,TIDAK BOLEH BERZINA,TIDAK BOLEH MINUM KHOMER,TIDAK BOLEH BERJUDI DAN ……………………………….
KESEMUANYA AJARAN ITU AGAR HAMBA HIDUP RUKUN DAMAI ,TIDAK MERUGIKAN ORANG LAIN ,TIDAK MERUGIKAN DIRI SENDIRI, DAN TENTUNYA AGAR SELALU DEKAT PADA ALLOH TUHAN SEKALIAN MAKHLUQ .
APA GUNA AJARAN/ATURAN JIKA HAMBA SELALU MELANGGAR
APA GUNA KEYAKINAN JIKA TIDAK BISA MENGAMALKANNYA
APA GUNA SEBUAH NAMA JIKA NAMA YANG DI SEMBAH ,TAPI SEHARUSNYA WUJUDNYA YANG DISEMBAH
APA GUNA HUKUM JIKA SELALU DI LANGGARDAN TIDAK DI TAATI
AAPA GUNA PERINTAH JIKA PERINTAH SELALU SAJA DI LANGGAR
APA GUNA ……
JIKA ENGKAU MENGAKU ISLAM TAPI ;
JIKA WAKTU SHOLAT ENGKAU TIDAK SHOLAT
JIKA WAKTU PUASA ENGKAU TIDAK BERPUASA
JIKA ENGKAU ZAKAT ENGKAU TIDAK BERZAKAT
JIKA WAKTU HAJI ENGKAU TIDAK HAJI ,KARENA TAKUT HARTAMU BERKURANG
JIKA ENGKAU DI SURUH TIDAK BOLEH NGRASI,ENGKAUPUN TETEP NGRASANI
JIKA ENGKAU DI DURUH TIDAK BOLEH BERBOHONG,ENGKAU TETEP SAJA BERBOHONG
JIKA ENGKAU DI SURUH TIDAK BOLEH MENYAKITI ORANG LAIN,ENGKAKUPUN TETEP MENYAKITI
JIKA ENGKAU MEMPUNYAI PERILAKU BEGITU ,MAKA KAMU SEMUA ADALAH HANYA BERIDENTITAS ISLAM SAJA TAK LEBIH ,ENGKAU HANYA YAKIN SAJA ATAU PERCAYA BAHWA TUHAN ITU ADA ,TAPI SEMUA AJARANNYA TIDAK ADA YANG KAMU TAATI !
YAQIN AKAN WUJUD TUHAN ATAU DZAT TUHAN …TUHANNYA ORANG KRISTEN,BUDHA ,HINDU,ISLAM DAN ……………
AJARAN ISLAM ADALAH AJARAN YANG SEMPURNA DAN YANG BERLAKU PADA ZAMAN SEKARANG ,TAPI APA GUNA SEBUAH AJARAN/AGAMA JIKA PENGANUTNYA TIDAK ADA YANG TAAT !
JIKA KITA PERCAYA PADA ALLOH TAPI TIDAK TAAT ,MAKA TAK UBAHNYA KITA ALIRAN KEPERCAYAAN ,KARENA ENGKAU HANYA PERCAYA SAJA TAK LEBIH DARI ITU . PERCAYA PADA YANG WUJUD,PERCAYA PADA KEYAKINAN,PERCAYA PADA AJARAN ISLAM BENAR,PERCAYA BAHWA KITA HIDUP INI ADA YANG MENGATUR , TAPI ENGKAU SELALU SAJA MUNGKAR .
HAMBA-HAMBA YANG SEPERTI INI BANYAK SEKALI DI ERA SEKARANG,ERA NABI MUHAMMMAD .
WALAU MENGAKU ISLAM ,TAPI TIADA SHOLAT,PUASA ,ZAKAT,HAJI,SELAU BERBICARA BOHONG ,SELALU KORUP ( KKN ) DAN SEABREK KEMUNGKARAN-KEMUNGKARAN LAINNYA . HAL-HAL SEMACAM INI SUDAH MERAJALELA PADA ZAMAN SEKARANG . ZAMAN SEKARANG BANYAK ORANG YANG DI SIBUKKAN URUSAN DUNIANYA ,URUSAN ANAK-ANAKNYA,ISTRINYA DAN EGO-EGONYA .
INILAH KENYATAANYA ,JIKA SUDAH BEGITU ,MARI KITA HITUNG !
MISALNYA ;
AGAMA ISLAM MEMPUNYAI ; 100 AJARAN YANG BENAR
AGAMA KRISTEN MEMPUNYAI ; 50 AJARAN YANG BENAR,SEDANG YANG 50 SALAH/MELENCENG .
AGAMA BUDHA MEMPUNYAI ;25 AJARAN YANG BENAR,SEDANG YANG 75 MELENCENG( TIDAK SESUAI PADA ERA SEKARANG )
NAAAAAAAH…!
SEMISAL SEORANG ISLAM SEUMUR HIDUPNYA HANYA MENTAATI 5 AJARANNYA ( PERINTAH SANG WUJUD ) ,SEDANG YANG TIDAK DI TAATI BERARTI 95 .
SEDANG ORANG KRISTEN MENTAATI PERINTAH SANG WUJUD SEBANYAK 35 ,ITU BERARTI 65 YANG DI LANGGARNYA .
SEDANG ORANG BUDHA MENTAATI 15 PERINTAH SANG WUJUD,SEDANG YANG DILANGGARNYA BERARTI 75 .
NAAAAAAAAAAAAHHHH…………….! KITA MENYEMBAH NAMA , IDENTITAS ATAU MENYEMBAH SANG WUJUD ????????????……….
HAMBA MANA YANG PALING TAAT PADA PERINTAH SANG WUJUD ????????
ORANG ISLAM -95 ( MELAKUKAN KEMUNGKARAN 95 )
ORANG KRISTEN – 65 ( MELAKUKAN KEMUNGKARAN 65 )
ORANG BUDHA – 75 ( MELAKUKAN KEMUNGKARAN 75 )
SETELAH KITA HITUNG TERNYATA ORANG YANG BERAGAMA ISLAM LAH YANG PALING MUNGKAR KEPADA SANG WUJUD .
AGAMA ISLAM ADALAH AGAMA YANG PALING DIRIDHOI KARENA YANG PALING SESUAI PADA ZAMAN SEKARANG YAITU ZAMAN AKHIR,DIMANA ZAMAN SUDAH TIDAK ADA ROSUL LAGI …BENAR ATAU SALAH….AYOOOOOO ??????
MEMANG AGAMA ISLAM ADALAH AGAMA YANG TERBAIK,TAPI BUKAN BERARTI AGAMA YANG LAINNYA TIDAK BAIK !
WOOOOONG….SEMUA AGAMA ITU DI BAWA ROSUL ALLOH SEBAGAIMANA ISLAM JUGA .
AGAMA SELAIN ISLAM JUGA SUDAH DI PERKENALKAN ALLOH SEBELUM ADANYA AGAMA ISLAM DATANG YANG DI BAWA ROSUL MUHAMMAD,ROSUL YANG PALING SEMPURNA DARI BERIBU-RIBU ROSUL YANG SUDAH DI TURUNKAN SANG WUJUD TUHAN SEKALIAN ALAM .
SANG WUJUD MENURUNKAN AGAMA DI SESUAIKAN PADA ZAMANYA KARENA UNTUK MENGATUR MAKHLUQNYA AGAR TIDAK MORAT-MARIT .
YANG MEMBEDAKANNYA AGAMA ISLAM DENGAN AGAMA YANG LAINNYA ADALAH ATURAN-ATURANYA , YANG MANA ATURAN-ATURAN AGAMA ISLAM YANG TERTUANG DALAM KITAB SUCI AL-QUR’AN DI JAGA KE ASLIANNYA OLEH ALLOH SECARA LANGSUNG ,SEDANG KITAB-KITAB AGAMA YANG LAINNYA ALLOH TIDAK MENJAGA KE ASLIANNYA.
NAAAAH KARTENA ALLOH TIDAK MENJAGA ,MAKA KITAB-KITAB AGAMA SELAIN ISLAM BANYAK YANG MELENCENG .
MELENCENG DARI AJARAN YANG TELAH DI BUAT ALLOH PADA ZAMAN DIMAN KITAB ITU DI TURUNKAN.
ISLAM PEMERSATU AGAMA DAN AJARAN
ISLAM PEMERSATU UMAT MUHAMMAD DAN CINTA DAMAI
ISLAM ADALAH YANG PUNYA KITAB AL-QUR’AN YANG TIADA BANDINGANNYA.
sebenarnya agama selain islam adalah agama yang salah kerena sudah tidak relefen lagi pada zaman sekarang ,tapi karena alloh maha pengampun lagi maha penyayang pada hamba yang serba terbatas, maka alloh memberi pahala kepada mereka selain islam .
sebagaimana hadist SOHIH sbb ” dari hakim bin hizam , nabi muhammad saw bersabda ;engkau masuk islam bersama kebaikanmu di masa lampau ” ( HR . BUKHORI )
sebagaimana hadist bukhori tersebut , maka orang selain islam mendapat pahala dari tuhan mereka ,yaitu sedekahnya , ucapannya yang baik , sifat yang menolong sesamanya , sabarnya ,lomannya, ikhlasnya , tawakkalnya ,jujur pada amanatnya , yaitu semua yang di lakukannya hanya untuk sang wujud ALLOH SWT .
lalu di perkuat dengan ayat suci al-qur’an ” sesungguhnya orang-orang mu’min ,orang-orang yahudi , orang-orang nasrani dan orang-orang shobi’in ,siapa di antara mereka yang beriman akan menerima pahala dari tuhan mereka masing -masing ,,,”
orang yang beriman adalah orang yang percaya pada sang wujud ,bukan sekedar percaya pada nama , yang mana mereka menjalankan perintah tuhannya ” ( AL-QUR’AN AL-BAQOROH ; 62 )
Tapi jika mereka sudah mengerti kebenaran yang sesungguhnya bahwa agama islam adalah agama yang di kehendaki alloh , maka jika orang yang sudah beragama islam dan yakin akan kebenaran islam ,jika keluar dari agama islam ,maka tiada kata lain kecuali neraka ,karena sudah murtad alias kafir. tapi bagi mereka yang belum mengerti karena keterbatasannya sebagai manusia ,maka alloh maha pengampun dan maha mengerti kepada ciptaannya ,jika mereka selain islam tidak pelampui batas .
ISLAM AGAMA YANG PALING BENAR,TAPI BUKAN BERARTI AGAMA YANG SALAH !
KARENA ISLAM DI BAWA NABI YANG PALING AKHIR
KARENA ISLAM AJARANNYA YANG PALING SESUAI PADA ZAMAN SEKARANG
KARENA ISLAM PUNYA KITAB AL-QUR’AN DENGAN RAMALAN-RAMALANNYA YANG TIDAK ADA SATU PUN YANG SALAH.
KARENA AL-QUR’AN YANG BERANI MENANTANG SEMUA ORANG,JIN,MALAIKAT UNTUK MENANDINGINYA DALAM KEHEBATANNYA .
KARENA AL-QUR’AN MEMPUNYAI ARTI YANG DALAM ,YANG MANA ARTI DALAM AL-QUR’AN ITU BISA DI ARTIKAN BERBEDA -BEDA ,MENURUT TINGKATAN-TINGKATANNYA .
KATA ALLOH ;
” DAKU MEMPUNYAI BERIBU-RIBU NAMA
SEMUA NAMA ITU MEMANG NAMAKU
SIAPA SAJA BOLEH MEMANGGIL WUJUDKU DENGAN NAMA APA SAJA YANG PENTING BAIK.
TAPI JANGANLAH ENGKAU TAAT PADA NAMAKU
KARENA AKU ADALAH WUJUD
WUJUD BERARTI BERBENTUK
DAKU MEMBENARKAN ISLAM SEBAGAI AGAMA YANG PALING HAQ
TAPI BUKAN BERARTI AGAMA YANG LAINNYA ITU SALAH
KARENA AGAMA YANG LAINNYA ITU YANG MENGAJARKAN JUGA ROSUL-ROSULKU
KARENA AJARAN-AJARAN YANG LAINYA ITU JUGA ADA YANG SESUAI PADA ZAMAN SEKARANG.
YANG JADI PERSOALAN ADALAH SEBERAPA ENGKAU TAAT PADA WUJUDKU .
HAI ISLAM ,KRISTEN,BUDHA,HINDU DAN ….. SEBERAPA BANYAK HIDUPMU KAU PERGUNAKAN UNTUK AKU ALLOH .
AKU ADALAH WUJUD, AKU ADALAH DZAT….
APA GUNANNYA ENGKAU MENGAKU BERAGAMA SEDANG ENGKAU TELAH MUNGKAR TERHADAP PERINTAH-PERINTAHKU.
AKU TUHAN SEMUA CIPTAANKU !
BERHAQ MENGAMPUNI SIAPA SAJA YANG BODOH DAN KELIRU .
AKU ALLOH LEBIH SENANG DI SEMBAH WUJUDKU,DARIPADA DI SEMBAH NAMA-NAMAKU SAJA .
KATAKANLAH ” PANGGILLAH ALLOH, ATAU PANGGILAN AR-ROHMAN. DENGAN NAMA APA SAJA KAMU MEMANGGIL DIA ,MAKA KEPUNYAAN NYALAH SEMUA NAMA YANG TERBAIK ” ( QS . AL-IRO’ 110 ) .
JADI JANGANLAH ENGKAU SALING BUNUH ,HANYA BEDA AGAMA
JANGANLAH ENGKAU SALING MENEMBAK ,HANYA KARENA BEDA ATURAN
JANGANLAH ENGKAU SALING PENGGAL ,HANYA KARENA BEDA ALIRAN
JANGAN SALING MENCACI ,HANYA KARENA BEDA NAMA TUHAN
JANGAN SALING NGEBOM ,HANYA KARENA AGAMA KITA BEDA NAMA DOANG
INGATLAH ! KITA BERTUHAN SAMA YAITU SANG WUJUD .
YAITU TUHANNYA ISLAM ,KRISTEN,BUDHA,HINDU DAN TUHAN AGAMA YANG LAINNYA .
YAITU AGAMA YANG SUDAH DI TURUNKAN ALLOH MELALUI ROSUL-ROSULNYA .
LEBIH BAIK TIDAK MENGERTI, DARIPADA MENGERTI TAPI TIDAK MENTAATINYA .
ini adalah ajaran abu yazid al-bustomi, syekh siti jenar dan abu mansur al-hallaj , yang mana lebih mementingkan sang wujud daripada hanya sebuah nama atau identitas ,benar dan salah hanya alloh yang tahu secara pasti ,sedangkan manusia hanya mengira-ngira saja .
karena otak manusia sangat dangkal sedangkal sungai belakang rumahmu .
ilmu alloh toidak bisa di fikir dengan otak saja ,tapi juga dengan hati yang ikhlas yang selalu bertumpu pada sang wujud saja . ilmu bertambah jika sang hamba mengamalkan ilmu tersebut.
syekh siti jenar dan al-hallaj adalah waliyulloh dan seorang kekasih alloh ,yang mana hidupnya di abdikan seluruhnya kepada alloh semata ,tidak mementingkan ego nya sendiri .
” suatu keyakinan seseorang bisa mengakibatkan kehancuran dan saling bunuh antar manusia dan suatu keyakinan pula bisa mempersatukan umat manusia yang ada di muka bumi ”
Benar atau salah hanya alloh yang maha tahu.

Makhluk Pertama

 قد اخرج عبد الرزاق بسنده عن جابر بن عبد الله الانصاريّ رضي الله عنهما قال : قلتُ يا رسول الله بأبي و أمي أخبرني عن أوّل شئ خلقه الله قبل الأشياء قال يا جابر: انّ الله خلق قبل الأشياء نور نبيّك محمد صلى الله عليه و سلم من نوره
Abdul Ar-Razaq telah meriwayatkan sebuah hadits yang sanadnya diperoleh dari sahabat Jabir bin Abdullah Al-Anshori ra beliau berkata: “ Aku bertanya : “ Wahai Rasulullah, sumpah demi ayah dan ibuku, kabarkanlah kepadaku tentang makhluk pertama yang diciptakan oleh Allah swt sebelum semua makhluk diciptakan-Nya.” Beliau bersabda : “Allah swt menciptakan makhluk sebelum semua makhluk diciptakan adalah nur nabimu Muhammad saw dari nur-Nya.” (H.R. Abdul Ar-Razaq)
Hadits tersebut memberikan kabar kepada kita bahwa ciptaan Allah swt pertama kali adalah nur nabi Muhammad saw, dan kita juga sudah tahu bahwa nabi Muhammad saw adalah manusia biasa yang diangkat menjadi nabi dan utusan Allah untuk ummat akhir jaman. Jadi, sebelum semua makhluk diciptakan, seolah-olah Allah sudah mempunyai rencana untuk menciptakan makhluk yang bernama manusia. Karena jika Allah tidak memiliki rencana untuk menciptakan manusia tidaklah mungkin Allah swt menciptakan nur Muhammad saw sebagai ciptaan yang pertama kali.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh sahabat Abdullah bin Abbas ra, dia mendengar dari Rasulullah saw, sesungguhnya beliau bersabda :
“Sesungguhnya orang Quraisy (nabi Muhammad saw) ketika masih berbentuk nur diharibaan Allah Azza wa Jalla, kira-kira dua ribu tahun sebelum diciptakannya nabi Adam as. Nur itu bertasbih kepada Allah dan para malaikat juga bertasbih dengan tasbih yang diucapkannya (nur). Dan ketika Allah menciptakan Adam, maka Allah menitipkan nur tersebut pada tanah yang menjadi cikal bakal Adam. Nabi Muhammad saw bersabda : “Kemudian Allah menurunkanku dibumi pada tulang belakang nabi Adam. Kemudian aku diikut sertakan dalam kapal nabi Nuh, pada saat itu aku berada dalam tulang rusuknya (sulbi) nabi Nuh. Setelah itu aku dipindah kedalam tulang rusuknya nabi Ibrahim, ketika beliau dibuang kedalam api. Allah swt senantiasa memindahkan aku dari tulang rusuk-tulang rusuk yang suci ke rahim-rahim yang bersih lagi megah, sehingga Allah swt melahirkanku dari bapak dan ibuku yang keduanya tidak pernah melakukan perzinahan sama sekali.
Pelajaran yang patut diambil dari hadits tersebut adalah ungkapan nabi tentang nur yang dititipkan kedalam tanah yang menjadi cikal bakal nabi Adam. Artinya sedikit banyak nur itu bercampur dengan tanah yang akan menjadi nabi Adam. Dan telah diketahui bahwa semua manusia yang hidup dalam dunia ini adalah anak cucu Adam. Artinya sedikit banyak nur tersebut melekat dan bercampur dengan diri kita. Sekarang terserah kepada kita sebagai manusia mau menghidupkan nur tersebut atau meredupkannya. Sebagaimana sabda nabi Muhammad saw yang dikutip oleh imam Al-Ghazali
Dan ketika Rasulullah saw ditanya tentang arti As-Syarh, dan artinya terdapat dalam firman Allah swt : “Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam.” Nabi bersabda : “Dia (As-Syarh) adalah nur yang telah dilempar oleh Allah swt dalam hati.” Kemudian ada yang bertanya : “Apa tandanya?” Kemudian beliau bersabda : “Karena hati itu yang menggeser dari darul ghurur (dunia) dan kembali pada darul khulud (surga).” Dan beliau saw adalah orang yang bersabda : “Sesungguhnya Allah yang telah menciptakan makhluk dalam kegelapan, kemudian Allah menaburkan kepada mereka nur-Nya.”

Misteri HURUF HIEROGLYPH, mengungkap Kisah NABI IDRIS, dalam Peradaban MESIR PURBA?

Peradaban Mesir Purba telah ada, sebelum 70.000 tahun yang lalu. Hal tersebut didasarkan kepada penemuan naskah kuno di dalam Piramid Besar Khufu (Cheops) di Giza, yang mengatakan bahwa piramid dibangun ‘pada waktu gugusan bintang Lyra berada di rasi Cancer‘. Menurut sejarawan, Abu Said El Balchi, peristiwa tersebut terjadi pada sekitar 72.000 tahun sebelum Hijrah Nabi.
Pendirian Piramid, erat hubungannya dengan pemujaan bangsa Mesir purba terhadap Oziris (Osiris), yang dipercaya sebagai jelmaan Orion yang kemudian menjadi dewa kematian. Dalam relief-relief di piramida yang ditemukan, Oziris gambarkan sebagai dewa yang mengenakan mahkota putih tinggi. Lewat kesaktiannya, Oziris dengan mudah bisa membinasakan bumi dan isinya.
Masyarakat Mesir Purba juga percaya bahwa dewa-dewa di langit itu harus mempunyai persinggahan di bumi. Atas dasar latar belakang itulah, kemudian Kompleks Piramida Giza dibangun. Tentu karena untuk Oziris, maka arsitektur posisi tiap piramidanya dibuat sedemikian rupa agar mirip dengan posisi rasi bintangnya. Termasuk membangun penjaganya, yakni makhluk berbadan singa berkepala manusia (sumber : yuwie.com).

Oziris, sejatinya adalah Nabi Idris ?
Syaikh Thanthawi Jauhari di dalam Tafsir Jawahir-nya menafsirkan bahwa yang dimaksud dengan IDRIS ialah Oziris atau Azoris, dan kalimat Idris adalah ucapan nama itu dalam bahasa Arab. Serupa juga dengan Yesoa diucapkan dalam bahasa Arab dengan Isa; Yohannes diucapkan dalam bahasa Arab, Yahya.
Menurut Syaikh Thanthawi, Oziris atau Idris ini seorang Nabi yang diutus Allah kepada bangsa Mesir purba kala dan membawa ajaran-ajaran dan perubahan yang besar-besar.
Di dalam sejarah Mesir Purba disebutkan bahwa Oziris (Idris) itu meninggal karena di bunuh oleh saudaranya sendiri karena dengki akan pengaruhnya yang besar. Lalu dipotong-potong badannya untuk dihancurkan. Tetapi sepotong dari badan itu dipelihara oleh isterinya dan dibalsem; pembalseman mayat itulah kelaknya yang menjadi kepandaian yang utama dari orang Mesir purbakala.
Syaikh Thanthawi menguraikan panjang lebar, bahwa di zaman purbakala bangsa Mesir itu di antara Kerajaan dengan agama adalah satu, sehingga Idris itu pun merangkap juga raja. Itulah sebab dia didengki oleh saudaranya. Namun setelah dia mati orang Mesir memuliakan sekalian jasanya yang besar- besar.
Kata dongeng mereka, setelah seorang raja besar atau orang besar mati, bersidanglah hakim-hakim 42 orang banyak anggotanya memusyawaratkan dan mempertimbangkan tentang kebaikan atau keburukan raja semasa hidup-nya. Rupanya kebaikan Oziris atau Idris itu lebih banyak dan lebih berat dari pada keburukannya; maka ditempatkanlah dia pada tempat yang amat tinggi dan agung di alam lain.
Sayid Quthub di dalam “Fi Zhilalil Quran“pun memberatkan pendapatnya kepada pendapat Syaikh Thanthawi Jauhari ini, bahwa besar kemungkinan bahwa Idris ialah Oziris yang ternama dalam Sejarah Mesir Purbakala itu.
Di dalam tafsir-tafsir yang lama sejak Thabari, ar-Razi, al-Qurthubi, Ibnu Katsir dan yang sezaman tidak bertemu kemungkinan Oziris itu, dan baru bertemu pada Tafsir Syaikh Thanthawi Jauhari pada sekitar tahun 1928, atau pada Tafsir Sayid Quthub selepas tahun 1955.
Hal ini dikarenakan, Ilmu hasil penyelidikan kebudayaan dan Peradaban Bangsa Mesir Kuno, yang dikenal dengan nama “Egyptologi” barulah tumbuh sejak permulaan Abad Kesembilan belas, sejak para sarjana dapat membuka kunci rahasia Huruf Hieroglyph, huruf bangsa Mesir Purba itu.
Dari hasil penyelidikan yang baru berusia 165 tahun itu-lah didapat ceritera tentang orang besar Mesir yang bernama Oziris itu. Dan ajaran-ajaran Oziris yang didapat dari huruf-huruf Kuno itu bertemu pokok ajaran Tauhid. Cuma setelah lama kemudian sepeninggal dia, setelah pada mulanya hakim-hakim mengakui bahwa jasanya sangat besar, maka beliau di tempatkan di tempat yang Maha Tinggi di alam lain, yang pada akhirnya dipertuhankan, dipuja dan disembah (Sumber : Tafsir Al Azhar).
Dengan mengkaitkan Nabi Idris sebagai Oziris, jika dilihat dari masa kehidupannya, diperoleh informasi sebagai berikut :
1. Nabi Adam
Diperkirakan masa kehidupannya, sebelum 200.000 tahun yang lalu, bahkan ada pendapat yang mengatakan beliau telah ada sejak jutaan tahun yang lalu (silahkan baca : Teori Darwin, Nabi Adam dan Piramid Giza dan MISTERI ARKEOLOGIS, di tengah PUING reruntuhan TEORI EVOLUSI).
2. Nabi Idris
Diperkirakan masa kehidupannya, sebelum 70.000 tahun yang lalu.
3. Nabi Nuh
Diperkirakan masa kehidupannya, sebelum 13.000 tahun yang lalu (silahkan baca : Patung Spinx, bukti arkeologis bencana Nuh 13.000 tahun yang silam dan Kapal Nabi Nuh, Misteri Sejarah Peradaban Manusia)
Pendapat yang mengatakan, sesungguhnya Nabi Idris adalah leluhur dari Nabi Nuh mungkin ada benarnya. Akan tetapi jarak diantara keduanya, bukan hanya 3 atau 4 generasi (seperti yang dipahami selama ini), melainkan telah mencapai jarak puluhan, bahkan mungkin ratusan generasi.
Dan ingatlah di dalam Kitab darihal Idris. Sesungguhnya dia adalah seorang yang sangat benar, lagi seorang Nabi” (QS. Maryam (19) ayat 56).

Misteri Kendaraan Buraq

Kalau dilihat dalam kamus bahasa, maka kita akan menemukan istilah "buraq" yang diartikan sebagai "Binatang kendaraan Nabi Muhammad Saw", dia berbentuk kuda bersayap kiri kanan. Dalam pemakaian umum "buraq" itu berarti burung cendrawasih yang oleh kamus diartikan dengan burung dari sorga (bird of paradise).
Sebenarnya "buraq" itu adalah istilah yang dipakai dalam AlQur'an dengan arti "kilat" termuat pada ayat 2/19, 2/20 dan 13/2 dengan istilah aslinya "Barqu".



Para sarjana telah melakukan penyelidikan dan berkesimpulan bahwa kilat atau sinar bergerak sejauh 186.000 mil atau 300 Kilometer perdetik. Dengan penyelidikan yang memakai sistem paralax, diketahui pula jarak matahari dari bumi sekitar 93.000.000 mil dan dilintasi oleh sinar dalam waktu 8 menit.
Jarak sedemikian besar disebut 1 AU atau satu Astronomical Unit, dipakai sebagai ukuran terkecil dalam menentukan jarak antar benda angkasa. Dan kita sudah membahas bahwa Muntaha itu letaknya diluar sistem galaksi bimasakti kita, dimana jarak dari satu galaksi menuju kegalaksi lainnya saja sekitar 170.000 tahun cahaya. Sedangkan Muntaha itu sendiri merupakan bumi atau planet yang berada dalam galaksi terjauh dari semua galaksi yang ada diruang angkasa.


Amatlah janggal jika kita mengatakan bahwa buraq tersebut dipahami sebagai binatang atau kuda bersayap yang dapat terbang keangkasa bebas. Orang tentu dapat mengetahui bahwa sayap hanya dapat berfungsi dalam lingkungan atmosfir planet dimana udara ditunda kebelakang untuk gerak maju kemuka atau ditekan kebawah untuk melambung keatas.
Udara begitu hanya berada dalam troposfir yang tingginya 6 hingga 16 Km dari permukaan bumi, padahal buraq itu harus menempuh perjalanan menembusi luar angkasa yang hampa udara dimana sayap tak berguna malah menjadi beban. Dengan kecepatan kilat maka binatang kendaraan itu, begitu juga Nabi yang menaiki, akan terbakar dalam daerah atmosfir bumi, sebaliknya ketiadaan udara untuk bernafas dalam menempuh jarak yang sangat jauh sementara itu harus mengelakkan diri dari meteorities yang berlayangan diangkasa bebas.
Semua itu membuktikan bahwa Nabi Muhammad Saw bukanlah melakukan perjalanan mi'rajnya dengan menggunakan binatang ataupun hewan bersayap sebagaimana yang diyakini oleh orang selama ini.


Penggantian istilah dari Barqu yang berarti kilat menjadi buraq jelas mengandung pengertian yang berbeda, dimana jika Barqu itu adalah kilat, maka buraq saya asumsikan sebagai sesuatu kendaraan yang mempunyai sifat dan kecepatannya diatas kilat atau sesuatu yang kecepatannya melebihi gerakan sinar.


Menurut akal pikiran kita sehari-hari yang tetap tinggal dibumi, jarak yang demikian jauhnya tidak mungkin dapat dicapai hanya dalam beberapa saat saja. Untuk menerobos garis tengah jagat raya saja memerlukan waktu 10 milyard tahun cahaya melalui galaksi-galaksi yang oleh Garnow disebut sebagai fosil-fosil jagad raya dan selanjutnya menuju alam yang sulit digambarkan jauhnya oleh akal pikiran dan panca indera manusia dengan segala macam peralatannya, karena belum atau bahkan tidak diketahui oleh para Astronomi, galaksi yang lebih jauh dari 20 bilyun tahun cahaya. Dengan kata lain mereka para Astronom tidak dapat melihat apa yang ada dibalik galaksi sejauh itu karena keadaannya benar-benar gelap mutlak.
Untuk mencapai jarak yang demikian jauhnya tentu diperlukan penambahan kecepatan yang berlipat kali kecepatan cahaya. Sayangnya kecepatan cahaya merupakan kecepatan yang tertinggi yang diketahui oleh manusia sampai hari ini atau bisa jadi karena parameter kecepatan cahaya belum terjangkau oleh manusia.


Dalam AlQur'an kita jumpai betapa hitungan waktu yang diperlukan oleh para malaikat dan ruh-ruh orang yang meninggal kembali kepada Tuhan:
Naik malaikat-malaikat dan ruh-ruh kepadaNya dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun.
(QS. 70:4)


Ukuran waktu dalam ayat diatas ada para ahli yang menyebut bahwa angka 50 ribu tahun itu menunjukkan betapa lamanya waktu yang diperlukan penerbangan malaikat dan Ar-Ruh untuk sampai kepada Tuhan.
Namun bagaimanapun juga ayat itu menunjukkan adanya perbedaan waktu yang cukup besar antara waktu kita yang tetap dibumi dengan waktu malaikat yang bergerak cepat sesuai dengan pendapat para ahli fisika yang menyebutkan "Time for a person on earth and time for a person in hight speed rocket are not the same", waktu bagi seseorang yang berada dibumi berbeda dengan waktu bagi orang yang ada dalam pesawat yang berkecepatan tinggi.
Perbedaan waktu yang disebut dalam ayat diatas dinyatakan dengan angka satu hari malaikat berbanding 50.000 tahun waktu bumi, perbedaan ini tidak ubahnya dengan perbedaan waktu bumi dan waktu elektron, dimana satu detik bumi sama dengan 1.000 juta tahun elektron atau 1 tahun Bima Sakti = 225 juta tahun waktu sistem solar.


Jadi bila malaikat berangkat jam 18:00 dan kembali pada jam 06.00 pagi waktu malaikat, maka menurut perhitungan waktu dibumi sehari malaikat = 50.000 tahun waktu bumi. Dan untuk jarak radius alam semesta hingga sampai ke Muntaha dan melewati angkasa raya yang disebut sebagai 'Arsy Ilahi, 10 Milyard tahun cahaya diperlukan waktu kurang lebih 548 tahun waktu malaikat.
Namun malaikat Jibril kenyataannya dalam peristiwa Mi'raj Nabi Muhammad Saw itu hanya menghabiskan waktu 1/2 hari waktu bumi /maksimum 12 Jam/ atau = 1/100.000 tahun Jibril.


Kejadian ini nampaknya begitu aneh dan bahkan tidak mungkin menurut pengetahuan peradaban manusia saat ini, tetapi para ilmuwan mempunyai pandangan lain, suatu contoh apa yang dikemukakan oleh Garnow dalam bukunya Physies Foundations and Frontier antara lain disebutkan bahwa jika pesawat ruang angkasa dapat terbang dengan kecepatan tetap /cahaya/ menuju kepusat sistem galaksi Bima Sakti, ia akan kembali setelah menghabiskan waktu 40.000 tahun menurut kalender bumi. Tetapi menurut sipengendara pesawat /pilot/ penerbangan itu hanya menghabiskan waktu 30 tahun saja. Perbedaan tampak begitu besar lebih dari 1.000 kalinya.


Contoh lain yang cukup populer, yaitu paradoks anak kembar, ialah seorang pilot kapal ruang angkasa yang mempunyai saudara kembar dibumi, dia berangkat umpamanya pada usia 0 tahun menuju sebuah bintang yang jaraknya dari bumi sejauh 25 tahun cahaya. Setelah 50 tahun kemudian sipilot tadi kembali kebumi ternyata bahwa saudaranya yang tetap dibumi berusia 49 tahun lebih tua, sedangkan sipilot baru berusia 1 tahun saja. Atau penerbangan yang seharusnya menurut ukuran bumi selama 50 tahun cahaya pulang pergi dirasakan oleh pilot hanya dalam waktu selama 1 tahun saja.
Dari contoh-contoh diatas menunjukkan bahwa jarak atau waktu menjadi semakin mengkerut atau menyusut bila dilalui oleh kecepatan tinggi diatas yang menyamai kecepatan cahaya.


Kembali pada peristiwa Mi'raj Rasulullah bahwa jarak yang ditempuh oleh Malaikat Jibril bersama Nabi Muhammad dengan Buraq menurut ukuran dibumi sejauh radius jagad raya ditambah jarak Sidratul Muntaha pulang pergi ditempuh dalam waktu maksimal 1/2 hari waktu bumi (semalam) atau 1/100.000 waktu Jibril atau sama dengan 10-5 tahun cahaya, yaitu kira-kira sama dengan 9,46 X 10 -23 cm/detik dirasakan oleh Jibril bersama Nabi Muhammad (bandingkan dengan radius sebuah elektron dengan 3 X 19-11 cm) atau kira-kira lebih pendek dari panjang gelombang sinar gamma.


Nah, Barkah yang disebut dalam Qur'an yang melingkupi diri Nabi Muhammad Saw adalah berupa penjagaan total yang melindungi beliau dari berbagai bahaya yang dapat timbul baik selama perjalanan dari bumi atau juga selama dalam perjalanan diruang angkasa, termasuk pencukupan udara bagi pernafasan Rasulullah Saw selama itu dan lain sebagainya.
Jadi, sekarang kita bisa mendeskripsikan tentang kendaraan bernama Buraq ini sedemikian rupa, apakah dia berupa sebuah pesawat ruang angkasa yang memiliki kecepatan diatas kecepatan sinar dan kecepatan UFO ?
Ataukah dia berupa kekuatan yang diberikan Allah kepada diri Rasulullah Saw sehingga Rasul dapat terbang diruang angkasa dengan selamat dan sejahtera, bebas melayang seperti seorang Superman?


Sebagai suatu wahana yang sanggup membungkus dan melindungi jasad Rasulullah sedemikian rupa sehingga sanggup melawan/mengatasi hukum alam dalam hal perjalanan dimensi. Sekaligus didalamnya tersedia cukup udara untuk pernafasan Nabi Muhammad Saw dan penuh dengan monitor-monitor yang memungkinkan Nabi untuk melihat keluar ataupun juga monitor-monitor yang bersifat "Futuristik", yaitu monitor yang memberikan gambaran kepada Rasulullah mengenai keadaan umatnya sepeninggal beliau nantinya.


Bukankah ada banyak juga hadist shahih yang mengatakan bahwa selama perjalanan menuju ke Muntaha itu Nabi Muhammad Saw telah diperlihatkan pemandangan-pemandangan yang luar biasa? Apakah aneh bagi Anda jika Nabi Muhammad Saw telah diperlihatkan oleh Allah (melalui monitor-monitor futuristik tersebut) terhadap apa-apa yang akan terjadi dikemudian hari? Apakah Anda akan mengingkari bahwa jauh setelah sepeninggal Rasul ada banyak sekali manusia-manusia yang mampu meramalkan ataupun melihat masa depan seseorang ?


Dalam dunia komputer kita mengenal virtual reality (VR) yaitu penampakan alam nyata ke dalam dimensi multimedia digital yang sangat interaktif sehingga bagaikan keadaan sesungguhnya. Apakah tidak mungkin Rasulullah telah merasakan fasilitas VR dari Allah Swt untuk mempresentasikan kepada kekasihNya itu surga dan neraka yang dijanjikanNya?
Anda pasti pernah mendengar sebutan "Paranormal" bukan? Jika anda mempercayai semua itu, maka apalah susahnya bagi anda untuk mempercayai bahwa hal itupun terjadi pada diri Rasulullah Saw, hanya saja bedanya bahwa semua itu merupakan gambaran asli dari Allah Swt yang sudah pasti kebenarannya tanpa bercampur dengan hal-hal yang batil. Hal ini juga bisa kita buktikan dengan banyaknya ramalan-ramalan Nabi terhadap keadaan umat Islam setelah beliau tiada dan menjadi kenyataan tanpa sedikitpun meleset? Darimana Rasulullah dapat melakukannya jika tidak diperlihatkan oleh Allah sebelumnya ?


Allah memberikan kebijaksanaan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang diberi hikmah, sungguh telah diberi kebajikan yang banyak. Dan tak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang berakal.
(QS. 2:269)


Hikmah dalam ayat 2:269 dan ayat-ayat lainnya, saya artikan sebagai kebijaksanaan yang diberikan oleh Allah kepada hamba-hambaNya, kebijaksanaan ini berarti sangat luas, baik dalam bidang ilmu pengetahuan dunia atau akhirat, sebagai perwujudan dari Rahman dan RahimNya.


Didalam Hadist disebutkan bahwa Nabi Muhammad Saw berangkat ke Muntaha dengan ditemani oleh malaikat Jibril yang didalam AlQur'an surah 53:6 dikatakan memiliki akal yang cerdas. Dan dalam perjalanan itu Nabi diberikan kendaraan bernama Buraq yang kecepatannya melebihi kecepatan sinar. Selanjutnya selama perjalanan Nabi banyak bertanya kepada malaikat Jibril tentang apa-apa yang diperlihatkan oleh Allah kepadanya, ini menunjukkan bahwa Nabi dan Jibril berada dalam jarak yang berdekatan. Tidak mungkinkah Jibril ini yang mengemudikan Buraq untuk menuju ke Muntaha? Dalam kata lain, Jibril sebagai pilot dan Muhammad sebagai penumpang?


Bukankah Muhammad sendiri baru pertama kali itu mengadakan perjalanan ruang angkasa, sementara Jibril telah ratusan atau bahkan jutaan kali melakukannya didalam mengemban wahyu yang diamanatkan oleh Allah? Jika dikatakan Nabi sebagai pilot, dari mana Nabi mengetahui arah tujuannya berikut tata cara pengemudian Buraq ini, apalagi ditambah dengan banyaknya visi-visi alias Virtual Reality yang diberikan oleh Allah kepada beliau selama perjalanan dan mengharuskannya mengajukan beragam pertanyaan kepada Jibril? Namun jika kita kembalikan pada pendapat saya semula bahwa Jibril dalam hal ini berlaku sebagai pilot dan Nabi sebagai penumpang, maka semua pertanyaan dan keraguan yang timbul akan hilang.


Dalam hal ini Jibril adalah pilot terbang berpengalaman, ia juga sangat cerdas, sementara atas diri Nabi sendiri sudah diberikan oleh Allah Barqah disekeliling beliau, sehingga setiap perubahan yang terjadi dalam perjalanan, seperti goyangnya pesawat, tekanan gravitasi yang hilang, udara dan lain sebagainya tidak akan berpengaruh apa-apa pada diri Nabi yang mulia ini. Dan keadaan yang tanpa pengaruh apa-apa itu memungkinkan bagi Nabi untuk mengadakan pertanyaan-pertanyaan atas visi-visi yang dilihatnya itu sekaligus dapat melihatnya secara jelas/Virtual Reality .


Kembali pada Jibril yang senantiasa meminta izin didalam memasuki setiap lapisan langit kepada malaikat penjaga, itu dikarenakan bahwa mereka tidak mengenali Jibril yang berada didalam Buraq itu, sehingga begitu Jibril menjawab, mereka baru bisa mengenali suaranya dan melakukan pendeteksian secara visi keadaan dalam Buraq sehingga nyatalah bahwa yang datang itu benar-benar Jibril.


Didalam Hadist juga disebutkan bahwa malaikat penjaga langit itu juga menanyakan tentang identitas sosok manusia yang dibawa oleh malaikat Jibril, yang tidak lain dari Rasulullah Muhammad Saw. Dan dijelaskan oleh Jibril bahwa Rasulullah Saw diutus oleh Allah dan telah pula diperintahkan untuk naik ke Muntaha. (Hadist mengenai ini diriwayatkan oleh Bukhari-Muslim dan dinyatakan oleh jumhur ulama dari ahlussunnah sebagai Hadist yang shahih).


Hal ini memang berkesan lucu bagi sebagian orang, apalagi mengingat bahwa Nabi adalah manusia yang paling mulia yang mendapatkan kedudukan terhormat yang bisa dibuktikan dengan bersandingnya nama Allah dan nama beliau dalam dua buah khalimah syahadat yang tidak boleh dicampuri, ditambah atau dikurangi dengan berbagai nama lain karena tiada hak bagi makhluk lainnya mencampuri masalah ini. Namun justru disinilah letak kebesaran Tuhan. Semuanya sengaja dipertunjukkan secara ilmiah kepada Nabi agar beliau dapat membuktikan sendiri betapa ketatnya penjagaan langit itu sebenarnya.


Seperti yang sudah dibahas di halaman artikel "Kajian Israk Miqraj" bahwa Muntaha itu terletak digalaksi terjauh, dimana Adam dulunya diciptakan dan ditempatkan pertama kali bersama Hawa. Tetapi sejak Adam bersama istrinya dan juga Jin serta Iblis diusir oleh Allah dari sana, maka penjagaan terhadap tempat tersebut diperketat sedemikian rupanya, sehingga tidak memungkinkan siapapun juga kecuali para malaikat untuk dapat memasukinya, seperti yang termuat dalam ayat ke-8,9 dan 10 dari surah 72:
"...Dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu." (QS. 72:9)
"...kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah-panah api." (QS. 72:8)
"...Tetapi sekarang barang siapa yang mencoba mendengarkan tentu akan menjumpai panah api yang mengintai." (QS. 72:9)


Dalam hal ini bisa diasumsikan bahwa yang disebut dengan lapisan langit pada Muntaha itu adalah berupa planet-planet yang terdekat dengan "bumi-muntaha", hal ini saya hubungkan dengan pernyataan Qur'an pada surah 72:9 bahwa Jin atau Iblis itu dapat menduduki beberapa tempat. Mampu menduduki tempat disana artinya mampu berdiam ditempat tersebut, dan karena tempat itu ganda (beberapa tempat), maka jelas tempat itu bukan Muntaha itu sendiri, namun tempat yang terdekat dari Muntaha.
Sesuai dengan kajian saya sebelumnya, bahwa Muntaha itu berupa bumi yang disekitarnya juga terdapat planet-planet, maka planet-planet itulah tempat atau posisi para syaithan itu berdiam dahulunya untuk mencuri dengar berita-berita langit.


Muntaha sendiri berarti "Dihentikan" atau bisa juga kita tafsirkan sebagai tempat terakhir dari semua urusan berlabuh. Tempat yang menjadi perbatasan segala pencapaian kepada Tuhan.
Sidrah berarti "Teratai" yaitu bunga yang berdaun lebar, hidup dipermukaan air kolam atau telaga. Uratnya panjang mencapai tanah dasar air tersebut. Bilamana pasang naik, teratai akan ikut naik, dan bila pasang surut diapun akan turun, sementara uratnya tetap terhujam pada tanah dasar tempatnya bertumbuh.


Teratai yang berdaun lebar menyerupai keadaan planet yang memiliki permukaan luas, sungguh harmonis untuk tempat kehidupan makhluk hidup. Teratai berurat panjang mencapai tanah dasar dimana dia tumbuh tidak mungkin bergerak jauh, menyerupai keadaan planet yang selalu berhubungan dengan matahari darimana dia tidak mungkin bergerak jauh dalam orbit zigzagnya dari garis ekliptik. Dan air dimana teratai berada menyerupai angkasa luas dimana semua planet yang ada mengorbit mengelilingi matahari.
Turun naik teratai dipermukaan air berarti orbit planet mengelilingi matahari berbentuk oval, bujur telur, dimana ada titik Perihelion yaitu titik terdekat pada matahari yang dikitarinya, begitupula ada titik Aphelion, titik terjauh dari matahari. Sewaktu planet berada di Aphelionnya dia bergerak lambat. Keadaan gerak demikian membantu kestabilan orbit setiap planet yang mulanya hanya didasarkan atas kegiatan magnet yang dimilikinya saja.


Allah sendiri tidak berposisi di Muntaha, meskipun Muntaha itu merupakan planet terjauh dan terpinggir dalam bentangan alam semesta sekaligus sebagai dimensi tertinggi, dimana mayoritas malaikat berada disana sembari memuji dan bertasbih kepada Allah, ia hanyalah sebagai suatu tempat ciptaan Allah yang pada hari kiamat kelak akan dileburkan pula dan semua isinya, termasuk para malaikat itu akan mati kecuali siapa yang dikehendakiNya saja (QS. 27:87), hanya Allah sajalah satu-satunya dimensi Tertinggi yang kekal dan abadi (QS. 2:255).

Minggu, 27 Maret 2011

Menghitung Umur Semesta

Ada yang mencoba, menghitung Umur Semesta…
Namun, bukan melalui penelitian selama bertahun-tahun…
Akan tetapi, hanya cukup dengan beberapa ayat di dalam Al Qur’an…
Hasilnya !
Umur Semesta diperoleh angka 18,26 milyar tahun
Kok bisa secanggih itu ya?
Terus bagaimana angka  18,26 milyar, bisa diperoleh ?
(1). Berdasarkan informasi Al Qur’an, keberadaan alam dunia tidak lebih dari 1 hari. Ini termuat dalam QS. Thaha ayat 104.
“Kami lebih mengetahui apa yang akan mereka katakan, ketika orang yang paling lurus jalannya mengatakan, ‘Kami tinggal (di dunia) tidak lebih dari sehari saja.’.”
(2). Sehari langit sama artinya dengan 1.000 tahun perhitungan manusia. Dijelaskan dalam QS. Al Hajj ayat 47.
“Dan mereka meminta kepadamu (Muhammad) agar adzab itu disegerakan, padahal Allah tidak akan menyalahi janji-Nya. Dan sesungguhnya di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.”
(3). Sehari kadarnya 50.000 tahun yang termuat dalam QS. Ma’arij ayat 4.
“Para malaikat dan Jibril naik, (menghadap) kepada Tuhan, dalam sehari setara dengan lima puluh ribu tahun.”
Bila 1 tahun manusia adalah 365,2422 hari, maka sehari langit diperoleh:
365,2422 x 50.000 x 1.000 x 1 diperoleh 18,26 milyar tahun.
Wah, ini perhitungan matematika yang sangat canggih!

Ternyata paparan itu dibuktikan oleh pendapat Moh. Asadi dalam bukunya The Grand Unifying Theory of Everything. Dia menyatakan kalau umur alam semesta itu 17—20 milyar tahun. Sementara, Profesor Jean Claude Batelere bilang kalau umur semesta itu kisarannya ada di 18 milyar tahun. Terus ditambah dengan teori NASA yang mengeluarkan data umur semesta itu ada di kisaran 12—18 milyar tahun.
Para ilmuwan dengan segala peralatan canggihnya dan ilmu ’tingginya’ berusaha menguak berapa umur semesta, ternyata sebenarnya di dalam Al Qur’an sudah tertera dengan begitu jelasnya tentang misteri itu.
Apakah anda percaya… dengan semua perhitungan di atas ?
boleh yakin… boleh juga tidak…
WaLlahu a’lamu bisshawab…

Kecepatan BURAQ

Istilah buraq mungkin berasal dari istilah barqu yang berarti kilat sebagaimana terdapat pada QS. Al Baqarah ayat 20,
Hampir saja kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali (kilat itu) menyinari, mereka berjalan di bawah (sinar) itu, dan apabila gelap menerpa mereka, mereka berhenti. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya Dia hilangkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sungguh, Allah Kuasa atas segala sesuatu.
Dengan perubahan istilah barqu menjadi buraq, Nabi Muhammad SAW hendak menyampaikan kepada kita bahwa kendaraannya itu memiliki kecepatan di atas sinar. Suatu kendaraan dengan kecepatan yang sangat jauh meninggalkan teknologi yang sudah kita capai sekarang ini. (Sumber: ’Isra dan Mi’raj’ oleh Armansyah, 20 Agustus 2006, www.swaramuslim.com).
Berdasarkan penyelidikan, kilat atau sinar bergerak sejauh 186.000 mil atau 300 km per detik. Bila diketahui jarak matahari dari bumi sekitar 93.000.000 mil, maka diperlukan waktu dilintasi oleh sinar dalam 8 menit.
Sedangkan untuk menerobos garis tengah jagat raya memerlukan waktu 10 milyar tahun cahaya, dengan melalui galaksi-galaksi, yang selanjutnya menuju kulit bola alam raya. (Sumber: S. Anwar Effendie, Isra’ Mi’raj, Perjalanan Ruang Waktu dalam Kaitannya dengan Penciptaan Alam Raya, Penerbit PT. Pradnya Paramita, Jakarta, 1993).

Bagaimana dengan kecepatan malaikat?
Seperti kita pahami, satu hari malaikat berbanding 50.000 tahun waktu bumi. Ini ada di dalam QS. Al Ma’arij ayat 4,
Para malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan, dalam sehari setara dengan lima puluh ribu tahun.
Sementara, untuk jarak radius alam semesta hingga sampai ke Sidratul Muntaha, dengan melewati angkasa raya yang disebut sebagai ‘Arsy Ilahi, setidaknya diperlukan waktu 10 milyar tahun cahaya (bahkan mungkin lebih dari itu, wallahu a’lam).
Artinya untuk perjalanan tersebut diperlukan waktu seperti perhitungan berikut ini:

1 hari malaikat = 50.000 tahun
200.000 hari malaikat = 10 milyar tahun (cahaya)
200.000 hari = 547,9 tahun (dengan perbandingan 365 hari = 1 tahun).

Berdasarkan data di atas, malaikat memerlukan waktu 547,9 tahun, untuk melintasi jagat raya.menghabiskan waktu 1/2 hari waktu bumi (maksimum 12 jam). Namun pada kenyataannya, malaikat Jibril dalam peristiwa Mi’raj,
Jadi kecepatan buraq, berkali-kali lipat daripada kecepatan kilat, bahkan melebihi kecepatan malaikat sekalipun.
Dengan demikian, wajarlah bila dikatakan, peristiwa Isra’ Mi’raj diperjalankan oleh Allah sebagaimana ditunjukkan dalam QS. Al Isra’ ayat 1,
Maha Suci (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat

Newton dan Apelnya

ide Itu muncul 350 tahun lalu, Ketika la sedang terpekur di bawah pohon apel, di tengah perjalanannya saat pulang ke rumah orang tuanya di Inggris sebelah utara. Merebaknya wabah penyakit memaksa University of Cambridge, sekolahnya, ditutup sementara, dan la haru menyingkir dulu.
"Saat Itulah ada buah apel yang Jatuh. Ia lalu berpikir, kenapa apel itu jatuh tegak lurus ke tanah, kenapa tidak miring, atau malah ke atas? Kenapa se lalu ke arah pusat bumi? Pasti karena bumi menariknya. Pasti ada kekuatan yang mampu menariknya." Berkat nukllan dari catatan tua milik William Stukeley Itu, semua orang kini bisa membayangkan pengalaman Isaac Newton yang sesungguhnya dengan buah apel. Pengalaman itu yang membimbingnya menjadi ilmuwan besar.
Stukeley adalah teman seba ya Newton. Dalam catatan Itu, Stukeley mengungkapkan bahwa Newton berbagi cerita tentang kejatuhan buah apel itu pada sebuah sore di musim semi 1726. Keduanya saat itu juga berada di bawah pohon apel.
"Dia bercerita bahwa Ide tentang gravitasi muncul dalam pikirannya ketika dia sedang dalam posisi yang sama (di bawah pohon apel) pada 1660-an," tulis Stukeley. Pustakawan Royal Society, Keith Moore, mengatakan bahwa buah apel bisa mengilustra-slkan banyak hal bagaimana sains modern bekerja, menjadi referensi implisit untuk tata surya, dan bahkan pengingat kepada Kitab Suci. Menurut Moore, Newton adalah seorang yang juga religius, pasti tahu kisah Adam dan Hawa. "Tapi ketika Newton mendeskripsikan proses pengamatannya terhadap apel yang jatuh itu, dan mener-ka-nerka prinsip di baliknya, la pasti bicara tentang metode ilmiah, katanya.
Catatan Stukeley Itu menjadi bagian dari kado ulang tahun ke-350 Royal Society. Akademi para Ilmuwan Inggris Itu memilihkan di antara koleksi makalah Ilmiah pentingnya sebanyak lebih dari 60 buah untuk kemudian diunggah ke dalam situs per Senin lalu. Catatan Stukeley itu, misalnya, bergabung dengan catatan Robert Hooke, Ilmuwan rival Newton pada abad ke-17, yang juga telah lama hilang. tf

Upacara Tiwah Adat Dayak,

Upacara Tiwah atau Tiwah Lale atau Magah Salumpuk liau Uluh Matei ialah upacara sakral terbesar untuk mengantarkan jiwa atau roh manusia yang telah meninggal dunia menuju tempat yang dituju yaitu Lewu Tatau Dia Rumpang Tulang, Rundung Raja Dia Kamalesu Uhate, Lewu Tatau Habaras Bulau, Habusung Hintan, Hakarangan Lamiang atau Lewu Liau yang letaknya di langit ke tujuh.

Perantara dalam upacara ini ialah :
Rawing Tempun Telun, Raja Dohong Bulau atau Mantir Mama Luhing Bungai Raja Malawung Bulau, yang bertempat tinggal di langit ketiga. Dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya Rawing Tempun Telun dibantu oleh Telun dan Hamparung, dengan melalui bermacam-macam rintangan.

Kendaraan yang digunakan oleh Rawing Tempun Telun mengantarkan liau ke Lewu Liau ialah Banama Balai Rabia, Bulau Pulau Tanduh Nyahu Sali Rabia, Manuk Ambun. Perjalanan jauh menuju Lewu Liau meli\ewati empat puluh lapisan embun , melalui sungai-sungai, gunung-gunung, tasik, laut, telaga, jembatan-jembatan yang mungkin saja apabila pelaksanaan tidak sempurna, Salumpuk liau yang diantar menuju alam baka tersesat. Pelaksana di pantai danum kalunen dilakukan oleh Basir dan Balian. Untuk lebih memahami uraian selanjutnya, beberapa istilah perlu diketahui :

Pengertian yang Perlu Dipahami

1. Jiwa atau Roh.
a. Jiwa/roh manusia yang masih hidup di dunia disebut Hambaruan atau Semenget.
b. Jiwa/roh orang yang telah meninggal dunia disebut Salumpuk Liau. Selumpuk Liau harus dikembalikan kepada Hatalla. Prinsip keyakinan Kaharingan menyatakan bahwa tanpa diantar ke lewu liau dengan sarana upacara Tiwah, tak akan mungkin arwah mencapai lewu liau. Bila dana belum mencukupi, ada kematian, pelaksanaan upacara Tiwah boleh ditunda menunggu terkumpulnya dana dan bertambahnya jumlah keluarga yang akan bergabung untuk bersama melaksanakan upacara sakral tersebut.

Upacara besar yang berlangsung antara tujuh sampai empat puluh hari tentu saja membutuhkan dana yang tidak sedikit, namun karena adanya sifat gotong royong yang telah mendarah daging, maka segala kesulitan dapat diatasi. Tumbuh suburnya prinsip saling mendukung dalam kebersamaan menumbuhkan sifat kepedulian yang sangat mendalam sehingga kewajiban melaksanakan upacara Tiwah bagi keluarga-keluarga yang ditinggalkan didukung dan dilaksanakan bersama oleh mereka yang merasa senasib dan sepenanggungan.

c. Salumpuk Bereng yaitu raga manusia yang telah terpisah dari jiwa karena terjadinya proses kematian. Setelah mengalami kematian, salumpuk bereng diletakkan dalam peti mati, sambil menunggu pelaksanaan upacara Tiwah, salumpuk bereng dikuburkan terlebih dahulu.

d. Pengertian dosa
Tiga hukuman dosa yang harus ditanggung oleh Salumpuk liau akibat perbuatan semasa hidupnya :

1). Merampas, mengambil isteri orang, mencuri dan merampok. Hukuman yang harus dijalani oleh Salumpuk liau untuk perbuatan ini ialah menanggung siksaan di Tasik Layang Jalajan. Untuk selamanya mereka akan menjadi penghuni tempat tersebut. Di tempat itu pula Salumpuk liau harus mengangkat barang-barang yang telah dicuri atau dirampok ketika hidup di dunia. Barang-barang curian tersebut akan selalu dijunjung sampai pemilik barang yang barangnya dicuri meninggal dunia.

2). Ketidakadilan dalam memutuskan perkara bagi mereka yang berwewenang memutuskannya, yaitu para kepala kampung, kepala suku dan kepala adat. Mereka juga akan dihukum di Tasik Layang Jalajan untuk selamanya dalam rupa setengah kijang dan setengah manusia.

3). Tindakan tidak adil atau menerima suap atau uang “Sorok“ bagi mereka yang bertugas mengadili perkara di Pantai Danum Kalunen (dunia). Mereka akan dimasukkan ke dalam goa-goa kecil yang terkunci untuk selamanya.

2. Jenis dan Nama Peti Mati :
a. Runi yaitu jenis peti mati yang terbuat dari batang kayu bulat, bagian tengahnya dibuat berongga/diberi lubang dan ukuran lubang tengah disesuaikan dengan ukuran salumpuk bereng yang akan diletakkan di situ.
b. Raung yaitu peti mati terbuat dari kayu bulat, seperti peti mati pada umumnya, ada tutup peti pada bagian atas.
c. Kakurung, yaitu jenis peti mati pada umumnya terbuat dari papan persegi empat panjang, dengan tutup dibagian atas.
d. Kakiring, peti mati berbentuk dulang tempat makanan babi, kakinya berbentuk tiang panjang ukuran satu depa.
e. Sandung, berbentuk rumah kecil berukuran tinggi, dengan empat tiang.
f. Sandung Raung, berbentuk rumah kecil berukuran tinggi, dengan enam tiang.
g. Sandung Tulang, berbentuk rumah kecil berukuran tinggi, dengan satu tiang.
h. Sandung Rahung, umumnya digunakan oleh mereka yang mati terbunuh. Sandung Rahung juga disebut Balai Telun karena Rawing Tempun Telun akan memberikan balasan kepada si pembunuh.
i. Tambak, di kubur di dalam tanah bentuknya persegi empat.
j. Pambak, juga dikubur dalam tanah, namun bentuknya sedikit berbeda dengan Tambak.
k. Jiwab, bentuknya menyerupai sandung namun tanpa tiang.
l. Sandung Dulang, tempat menyimpan abu jenazah.
m. Sandung Naung, tempat menyimpan tulang belulang.
n. Ambatan, patung-patung yang terbuat dari kayu dan diletakan disekitar sandung.
o. Sapundu, patung terbuat dari kayu berukuran besar dan diletakan di depan rumah.
p. Sandaran Sangkalan Tabalien yaitu patung besar jalan ke langit.
q. Pantar Tabalien yaitu Pantar kayu jalan ke lewu liau.
r. Sandung Balanga, yaitu belanga tempat menyimpan abu jenazah.

Upacara Tiwah adalah upacara sakral terbesar yang beresiko tinggi, maka pelaksanaan dan persiapan segala sesuatunya harus dilakukan dengan benar-benar cermat, karena kalau terjadi kekeliruan atau pelaksanaan tidak sempurna, para ahli waris yang ditinggalkan akan menanggung beban berat, diantaranya :

1). Pali akan pambelum itah harian .
2). Tau pamparesen itah limbah gawie toh .
3). Indu kakicas, pambelum itah harian andau .

Banyak persyaratan yang harus dipenuhi, diantaranya harus tersedia hewan korban seperti kerbau, sapi, babi, ayam, bahkan di masa yang telah lalu persyaratan yang tersedia masih dilengkapi lagi dengan kepala manusia. Makna persembahan kepala manusia ialah ungkapan rasa hormat dan bakti para ahli waris kepada salumpuk liau yang siap diantar ke Lewu Liau. Mereka yakin bahwa kelak di kemudian hari apabila salumpuk liau telah mencapai tempat yang dituju yaitu Lewu Liau, maka sejumlah kepala yang dipersembahkan, sejumlah itu pula pelayan yang dimilikinya kelak. Mereka yang terpilih dan kepala mereka yang telah dipersembahkan dalam upacara sakral tersebut, secara otomatis Salumpuk liau-nya akan masuk Lewu Liau tanpa harus di-tiwah-kan walau keberadaan mereka di Lewu Liau hanya sebagai pelayan. Namun di masa kini hal tersebut telah tidak berlaku lagi. Kepala manusia digantikan oleh kepala kerbau atau kepala sapi.

Pelaksana upacara sakral

1. Balian
Balian adalah seorang perempuan yang bertugas sebagai mediator dan komunikator antara manusia dengan makhluk lain yang keberadaannya tidak terlihat oleh kasat mata jasmani manusia. Balian menyampaikan permohonan-permohonan manusia kepada Ranying Hatalla dengan perantaraan roh baik yang telah menerima tugas khusus dari Ranying Hatalla untuk mengayomi manusia.
Tidak setiap orang sekalipun berusaha keras, mampu melakukan tugas dan kewajiban sebagai Balian. Biasanya hanya orang-orang terpilih saja. Adapun tanda-tanda yang mungkin dapat dijadikan pedoman kemungkinannya seorang anak kelak dikemudian hari bila telah dewasa menjadi seorang Balian, antara lain apabila seorang anak perempuan lahir bungkus yaitu pada saat dilahirkan plasenta anak tidak pecah karena proses kelahiran, namun lahir utuh terbungkus plasentanya, juga sikap dan tingkah laku anak sejak kecil berbeda dengan anak-anak pada umumnya, ia pun banyak mengalami peristiwa-peristiwa tidak masuk akal bagi lingkungannya.

2. Basir.
Basir seperti halnya Balian adalah mediator dan komunikator manusia dengan makhluk lain yang keberadaannya tidak terlihat oleh mata jasmani. Di masa silam, Basir selalu seorang laki-laki yang bersifat dan bertingkah laku seperti perempuan, namun untuk masa sekarang hal tersebut sudah tidak berlaku lagi. Dalam dunia spiritual Basir memiliki kemampuan lebih, dalam hal pengobatan, khususnya penyembuhan penyakit yang berkaitan dengan hal-hal yang bersifat mistik.

3. Telun atau Pisur
Telun atau Pisur adalah pangkat atau jabatan dalam agama Kaharingan. Telun bertugas hanya akan hal-hal yang berkaitan dengan upacara-upacara adat keagamaan. Telun tidak termasuk dalam jabatan atau anggota Kerapatan Adat. Dengan demikian Telun tidak punya suara dalam Putusan Kerapatan Adat.

4. Mahanteran
Mahanteran atau Manjangen adalah mediator dan komunikator manusia dengan Rawing Tempun Telun. Biasanya seorang Mahanteran atau Manjangen, selalu duduk di atas gong, sambil memegang duhung dan batanggui sampule dare .

Proses Pelaksanaan Upacara Tiwah

Diawali dengan musyawarah para Bakas Lewu , yang hasilnya diumumkan bahwa dalam waktu dekat akan diadakan Upacara Tiwah , sehingga siapapun yang berniat meniwahkan keluarganya mengetahui dan dapat turut serta. Setelah diumumkan, siapapun yang ingin bergabung terlebih dahulu harus menyatakan niatnya dengan menyebutkan jumlah salumpuk liau yang akan diikutsertakan dalam upacara Tiwah. Setelah pendataan jumlah salumpuk liau yang akan bergabung untuk diantarkan ke Lewu Liau, barulah ditentukan dengan pemilihan siapa dari para Bakas Lewu yang pantas menjadi “Bakas Tiwah” .

Setelah pemilihan Bakas Tiwah, barulah pembicaraan lebih detail dilaksanakan. Detail pembicaraan antara lain menyangkut jumlah kesanggupan yang akan diberikan oleh pihak-pihak keluarga yang telah menyatakan diri akan bergabung. Kesanggupan itu menyangkut masalah konsumsi, hewan-hewan yang akan dipersembahkan sebagai korban juga bersama memutuskan siapa pelaksana Upacara Tiwah itu nantinya, apakah Mahanteran atau Balian.

Disamping ditawarkan kebutuhan-kebutuhan upacara Tiwah sesuai dengan kemampuan masing-masing keluarga salumpuk liau, masih ada beberapa persyaratan yang wajib harus disediakan oleh pihak keluarga. Salah satunya, minimal wajib menyediakan seekor ayam untuk setiap Salumpuk liau. Upacara diadakan di rumah Bakas Tiwah, dengan waktu pelaksanaan ditentukan musyawarah. Pada hari yang ditentukan, semua keluarga berkumpul di rumah Bakas Tiwah.

Hari pertama :
Upacara diawali dengan mendirikan sebuah bangunan berbentuk rumah yang dinamakan Balai Pangun Jandau yang artinya mendirikan balai hanya dalam satu hari. Persyaratan yang harus dipenuhi ialah seekor babi yang harus dibunuh sendiri oleh Bakas Tiwah. Setelah Balai Pangun Jandau selesai dibangun, Bakas Tiwah melakukan Pasar Sababulu yaitu memberikan tanda buat barang-barang yang akan digunakan untuk upacara Tiwah nantinya dan menyediakan Dawen Silar yang nantinya akan digunakan untuk Palas Bukit.

Hari kedua :
Hari kedua mendirikan Sangkaraya Sandung Rahung yang diletakkan di depan rumah Bakas Tiwah, gunanya untuk menyimpan tulang belulang masing-masing salumpuk liau. Setelah itu seekor babi dibunuh diambil darahnya untuk memalas Sangkaraya Sandung Rahung. Di sekitar Sangkaraya Sandung Rahung dipasang bambu kuning dan lamiang atau Tamiang Palingkau, juga kain-kain warna kuning dan bendera Panjang Ngambang Kabanteran Bulan Rarusir Ambu Ngekah Lampung Matanandau .

Di hari kedua ini alat-alat musik bunyi-bunyian seperti gandang, garantung, kangkanung, toroi, katambung dan tarai mulai dibunyikan. Namun terlebih dahulu semua peralatan musik, juga semua perkakas yang akan digunakan dalam upacara Tiwah dipalas atau disaki dengan darah binatang yang telah ditentukan.
Pada hari itu pula seorang Penawur mulai melaksanakan tugasnya menawur untuk menghubungi salumpuk liau yang akan diikutsertakan dalam upacara Tiwah tersebut agar mengetahui dan memohon izin kepada para Sangiang, Jata, Naga Galang Petak, Nyaring, Pampahilep. Juga pemberitahuan diberikan kepada Sangumang, Sangkanak, Jin, Kambe Hai, Bintang, Bulan, Patendu, Jakarang Matanandau.

Mereka yang hadir dalam acara tersebut berbusana Penyang Gawing Haramaung, Baju Kalambi Barun Rakawan Salingkat Sangkurat, Benang Ranggam Malahui, Ewah Bumbun dengan memakai ikat kepala atau Lawung Sansulai Dare Nucung Dandang Tingang, serta di pinggang diikat dohong Sanaman Mantikei. Pada leher dikalungkan Lamiang Saling Santagi Raja. Ketika bendera dinaikkan di atas sangkaraya, mereka yang hadir baik laki-laki atau perempuan, tua, muda, berdiri mengelilingi sangkaraya, dilanjutkan Menganjan untuk menyambut dan menghormati para Sangiang yang telah hadir bersama mereka untuk mengantarkan Salumpuk liau menuju Lewu Liau.

Hari ketiga:
Pada hari ketiga, babi, sapi atau kerbau diikat di tiang Sangkaraya. Kemudian tarian Manganjan diawali oleh tiga orang yang berputar mengelilingi Sangkaraya. Semua bunyi-bunyian saat itu ditabuh, pekik sorak kegembiraan terdengar disana-sini, suasana meriah riang gembira. Pada hari itu beras merah dan beras kuning ditaburkan ke arah atas. Setelah Menganjan selesai, mulailah acara membunuh binatang korban. Darah binatang yang dibunuh dikumpulkan pada sebuah sangku dan akan digunakan untuk membasuh segala kotoran. Diyakini bahwa darah binatang yang dikorbankan tersebut adalah darah Rawing Tempun Telun yang telah disucikan oleh Hatalla.

Kemudian darah tersebut digunakan untuk menyaki dan memalas semua orang yang berada dalam kampung tersebut, juga memalas batu-batuan, pangantuhu, minyak sangkalemu, minyak tatamba, ramu, rakas, mandau, penyang, karuhei, tatau serta semua peralatan yang digunakan dalam upacara Tiwah itu. Di samping untuk memalas, darah binatang korban tadi juga dicampur beras, kemudian dilemparkan ke atas, serta segala penjuru, juga ke arah mereka yang hadir dalam upacara. Dengan melempar beras yang telah dicampur darah Rawing Tempun Telun tersebut diharapkan semua jadi baik, jauh dari segala penyakit dan gangguan, panjang umur dan banyak rezeki.

Hari ke empat
Pada hari empat ini diyakini bahwa Salumpuk liau pun turut hadir serta aktif berperan serta dalam perayaan Tiwah tersebut namun kehadirannya tidak terlihat oleh mata jasmani. Salumpuk liau jadi semakin bahagia dan gembira ketika para keluarga, baik ayah, ibu, anak, paman, bibi, kakek neneknya hadir berkumpul di situ, dan menemui mereka yang hadir dalam perayaan tersebut, mereka menggosokkan air kunyit ke telapak tangan dan kaki mereka yang hadir, menuangkan minyak kelapa di kepala para tamu, sambil menuangkan baram dan anding serta menawarkan ketan, nasi, kaki ayam, serta lemak babi yang diakhiri dengan menyuguhkan rokok dan sipa .

Setelah itu di dekat Sangkaraya didirikan tiang panjang bernama Tihang Mandera yang maknanya pemberitahuan kepada siapapun yang datang ke kampung tersebut bahwa dalam kampung tersebut sedang berlangsung pesta Tiwah, berarti kampung tersebut tertutup bagi lalu lintas umum. Mereka yang belum memenuhi persyaratan yang harus dilakukan dalam pesta Tiwah, antara lain belum disaki atau dipalas dilarang menginjakkan kaki di kampung itu. Tidak mentaati aturan, resiko tanggung sendiri. kemungkinan ditangkap, pada hari itu pula dibunuh lalu ditaruh di Sangkaraya, dipotong kepalanya sebagai pelengkap upacara Tiwah.

Kemudian seorang penawur duduk di atas gong, sambil manangking Dohong Nucung Dandang Tingang. Pertama-tama penawur berkomunikasi dengan semua orang yang telah meninggal dunia untuk memberitahukan bahwa mereka yang nama-namanya disebut akan diantarkan ke Lewu Liau. Kemudian berkomunikasi dengan para Sangiang, Jata, untuk memohon perlindungan bagi semua sanak keluarga salumpuk liau yang ditiwahkan serta para hadirin yang hadir dalam upacara tersebut agar dijauhkan dari sakit penyakit serta jauh dari kesusahan selama terlaksananya upacara Tiwah tersebut.

Komunikasi selanjutnya ditujukan kepada setan-setan, kambe dan jin-jin agar tidak mengganggu jalannya upacara, jangan sampai terjadi kematian mendadak, orang terluka, sakit, jangan terjadi tulah malai dan jangan sampai terjadi perkelahian. Setelah itu Antang penghuni Tumbang Lawang Langit dipanggil untuk mengamati, serta menjaga kemungkinan datangnya musuh yang berniat mengganggu proses pelaksanaan upacara sakral tersebut. Setelah itu burung elang datang dan terbang melayang-layang di diatas tempat upacara Tiwah berlangsung untuk mengawasi suasana serta menjaga keamanan kampung itu.

Kemudian pada bangunan Balai Pangun Jandau diletakkan sebuah gong yang berisi beras kuning, rokok, sirih, maksudnya sebagai parapah bagi tamu-tamu dan para ahli waris Salumpuk liau yang sedang di-tiwah-kan juga diikat Sulau Garanuhing.

Selanjutnya penawur berkomunikasi kepada Gunjuh Apang Pangcono yaitu “Raja Pali“ Sang Penguasa segala bentuk larangan yang harus ditaati penduduk bumi. Pemberitahuan dan permohonan izin pelaksanaan Tiwah yang dilaksanakan selama tujuh atau empat puluh hari dimaksud untuk menghindari kesalahpahaman Raja Pali akan peristiwa sakral tersebut.

Proses selanjutnya didirikan Hampatung Halu, yang diikat sebutir manik hitam dengan tengang beliat yang ditanam pada tanah perbatasan kampung dimana upacara Tiwah sedang dilangsungkan dengan perkampungan lain yang tidak sedang mengadakan upacara Tiwah. Sejak hari itu hukum pali mulai dilaksanakan oleh para ahli waris Salumpuk liau. Batas waktu pelaksanaan hukum pali telah ditentukan yang artinya bukan selamanya.

Adapun larangan-larangan itu adalah sebagai berikut :
1. Pali makan rusa – dilarang makan rusa.
2. Pali makan kijang.
3. Pali makan kancil/pelanduk
4. Pali makan kelep dan kura-kura.
5. Pali makan kera.
6. Pali makan Beruk
7. Pali makan Buhis
8. Pali makan Kalawet
9. Pali makan Burung Tingang /Burung Enggang.
10. Pali makan Burung Tanjaku.
11. Pali makan Ahom .
12. Pali makan Mahar .
13. Pali makan Ular.
14. Pali makan Tahatung.
15. Pali makan Angkes.
16. Pali makan buah rimbang.
17. Pali makan daun keladi.
18. Pali makan ujau.
19. Pali makan dawen bajai- daun bajai.

Selain larangan menyantap beberapa jenis binatang dan tumbuh-tumbuhan, juga ada pali berkelahi. Bila terjadi perkelahian maka mereka yang berkelahi wajib membayar denda kepada Bakas Tiwah Jipen ije dan kewajiban potong babi, darah babi digunakan untuk menyaki mereka yang berkelahi.

Hari keempat :
Kanjan diawali oleh empat orang.

Hari kelima :
Hari ini Pantar Tabalien didirikan. Pantar Tabalien yaitu jalan yang akan dilalui salumpuk liau menuju Lewu Liau, berbentuk tiang yang terbuat dari kayu ulin atau kayu besi yang menjulang tinggi ke atas, dengan tinggi mencapai 50 sampai 60 meter dari tanah.

Pada hari ini pula hewan-hewan yang dikorbankan yaitu kerbau atau sapi diikat di sapundu dan mereka yang hadir mengelilingi sapundu tersebut, menganjan tanpa henti baik siang maupun malam. Saat itu pula Sandung dan Pambak tempat menyimpan salumpuk bereng mulai dibuat, yang setelah siap terlebih dulu dipalas dengan darah kerbau, sapi atau babi. Kemudian selama tujuh hari Sandung tersebut dipali yaitu selama tujuh hari mereka yang lalu lalang di kampung tersebut terkena pali dan wajib menyerahkan sesuatu miliknya berupa benda apa saja untuk menetralisir pali yang menimpanya. Kemudian Talin Pali diputuskan.

Sebuah Tajau atau belanga dengan ukuran besar dan mahal harganya diletakkan disamping patung besar yang terbuat dari kayu, namanya Sandaran Sangkalan Tabalien, Ingarungkung dengan Lalang Pehuk Barahan. Keyakinan suku Dayak belanga berasal dari langit ketujuh oleh karena itu siapapun yang ingin diantar ke Lewu Liau yang terletak di langit ketujuh wajib memenuhi persyaratan sebuah belanga, dan tentu saja juga menyediakan binatang-binatang korban karena sejak hari ke lima dan seterusnya akan banyak masyarakat berdatangan, berkumpul, bergabung menganjan mengelilingi hewan-hewan yang akan dikorbankan, baik siang maupun malam untuk menghormati Salumpuk liau yang segera akan dihantar ke tujuan. Keperluan masak memasak lebih dilengkapi lagi, bambu dan daun itik mulai dikumpulkan karena makanan akan dimasak di dalam bambu, kemudian dibungkus dengan daun itik.

Puncak Upacara
Terlebih dahulu oleh Bakas Tiwah, Basir dikenakan pakaian khusus yang memang telah dipersiapkan untuk upacara. Penawur dan masyarakat yang hadir untuk menyaksikan upacara telah berkumpul di Balai. Basir dan Balian didudukkan diatas Katil Garing dan siap memegang sambang/ ketambung . Posisi duduk Basir di tengah dan diapit oleh dua orang, serta empat orang duduk di belakangnya. Penawur mengawali Tatulak Balian yang artinya buang sial, maksudnya membuang segala bencana yang mungkin terjadi selama prosesi sakral berlangsung.

Salah satu persyaratan yang diminta oleh Hatalla dengan perantaraan Rawing Tempun Telun kepada mereka yang melaksanakan upacara Tiwah ialah sifat ksatria, memiliki keberanian luar biasa, gagah perkasa pantang menyerah. Sikap ini diekspresikan dengan datangnya sebuah Lanting Rakit dari sebelah hulu. Kedatangan rombongan tamu saat upacara Tiwah dengan membawa binatang-binatang korban seperti kerbau, sapi, babi, ayam, tidak begitu saja diterima. Mereka yang datang, terlebih dahulu di uji keberaniannya.

Begitu rombongan tamu turun dari lanting rakit yang ditumpangi, mereka disambut dengan laluhan, taharang dan manetek pantan. Batang kayu bulat yang panjangnya dua meter, diikat melintang pada tiang setinggi pinggang dan diletakkan di depan rumah Bakas Tiwah. Kepada tamu yang datang, Bakas Tiwah bertanya asal usul rombongan yang baru saja datang, tujuan kedatangan juga nama dan jenis binatang yang dibawa.

Kemudian rombongan tamu akan menjawab pertanyaan tersebut bahkan tidak lupa menceritakan tindak kepahlawanan yang pernah mereka lakukan. Untuk membuktikan kebenaran perkataan mereka, Bakas Tiwah meminta kepada para tamunya untuk memotong kayu penghalang yang ada di depan mata mereka. Bila mampu memotong hingga patah berarti benar mereka adalah para ksatria yang memiliki keberanian luar biasa, gagah perkasa pantang menyerah, baru kemudian mereka dipersilahkan bergabung.

Hari ketujuh yang disebut hari manggetu rutas pakasindus yaitu hari melepaskan segala kesialan kawe rutas matei, pada hari ketujuh inilah salumpuk liau mengawali perjalanan menuju Lewu Liau diawali dengan penikaman dengan menggunakan tombak atau lunju pada binatang korban yang telah dipersiapkan, dan diikat di sapundu tempat dimana masyarakat yang hadir telah menganjan siang malam tanpa henti.
Tidak setiap orang diperkenankan menikam binatang korban, semua ada aturannya.

Cara pertama :
1). Bakas Tiwah menikam lambung kanan, dinamakan kempas bunuhan. Ia berhak mendapatkan paha kanan dari binatang yang ditombaknya.
2). Seorang perempuan ahli waris salumpuk liau, bekas tikamannya disebut pekas bunuhan. Ia berhak mendapatkan paha kiri dari binatang yang telah ditombaknya
3). Salah seorang wakil masyarakat yang hadir dalam upacara. Bekas tikamannya disebut timbalan bunuhan. Ia berhak mendapatkan dada dan jantung binatang korban yang telah ditombaknya.

Cara kedua :
1). Tikaman pertama dilaksanakan oleh Bakas Tiwah, kemudian ia berhak menerima paha kanan binatang yang telah ditombaknya.
2). Tikaman kedua oleh kepala rombongan yang datang dengan lanting rakit dan telah berhasil memotong pantan, ia berhak mendapat paha kiri binatang yang ditombaknya.
3). Tikaman ketiga oleh Bakas Lewu, kemudian ia berhak mendapatkan dada dan jantung binatang yang ditombaknya.

Disusul dengan Kanjan Hatue yaitu tarian kanjan yang hanya dilakukan oleh laki-laki. Selesai kanjan hatue dilanjutkan acara masak memasak mempersiapkan makanan untuk Sangiang, Nyaring, Pampahilep, Sangkanak, kambe, burung bahotok, burung papau, burung Antang.

Ada ketentuan cara memberi makan kepada mereka yang tidak terlihat mata jasmani yaitu dilempar ke arah bawah ditujukan kepada salumpuk liau yang sedang diantar ke Lewu Liau, lemparan ke arah kanan ditujukan kepada Raja Untung dan para Sangiang. Lemparan ke arah belakang ditujukan kepada Raja Sial. Kemudian diulangi lagi, ke arah belakang ditujukan kepada Sangumang dan Sangkanak, ke arah atas ditujukan kepada Bulan, Bintang, Matahari, Patendu, Kilat dan Nyahu. Selesai acara pemberian makan kembali masyarakat yang hadir berkumpul.

Tibalah saatnya salumpuk bereng digali/diambil dari tempat penyimpanan sementara. Tulang belulang yang ditemukan dikumpulkan, dan pada hari itu pula dimasukkan dalam tambak atau pambak atau sandung . Kemudian pantar didirikan dan dilanjutkan hajamuk atau hapuar. Upacara dianggap selesai apabila seluruh prosesi upacara telah dilaksanakan lengkap, dengan demikian keluarga yang ditinggalkan merasa lega karena telah berhasil melaksanakan tugas dan kewajibanya kepada orang-orang yang dicintai. Salumpuk liau telah sampai ke tempat yang dituju yaitu Lewu Liau.

Setelah hari ketujuh, Basir dan Balian diberi kesempatan beristirahat namun hanya sehari saja karena setelah itu acara akan dilanjutkan lagi selama tiga hari berturut-turut. Maksud acara lanjutan yang juga dilengkapi dengan potong babi, minum tuak/baram adalah ungkapan rasa syukur dan terima kasih oleh ahli waris salumpuk liau kepada para tamu yang telah hadir bersama mereka. Terima Kasih dan selamat jalan, itulah ungkapan yang ingin mereka sampaikan. Kepada Rawing Tempun Telun tidak lupa mereka selalu mohon perlindungan. Pada hari yang sama diadakan juga acara Balian Balaku Untung yaitu dengan perantaraan Rawing Tempun Telun mohon rezeki kepada Hatalla.

Sebagai ungkapan terima kasih kepada Basir, Balian, Mahanteran dan Penawur yang telah terlibat aktif sebagi perantara dalam semua prosesi upacara demi mengantarkan salumpuk liau ke lewu liau, tanda mata diberikan kepada mereka, bahkan ketika mereka yang melaksanakan upacara akan pulang ke kampung dan rumah mereka masing-masing, masyarakat yang telah turut hadir dalam upacara Tiwah berbondong-bondong mengantarkan mereka sampai ketempat yang dituju.

Balian Balaku Untung
Merupakan salah satu upacara adat yang bertujuan meminta umur panjang, banyak rezeki serta mendapat berkat dari Ranying Hatalla. Permohonan kepada Hatalla tersebut mereka lakukan dengan perantaraan Rawing Tempun Telun yang dalam upacara Balian Balaku Untung disebut Mantir Mama Luhing Bungai.

Dalam upacara ini persyaratan yang lazim disediakan ialah bawui buku baputi atau babi kerdil yang berwarna putih. Namun boleh juga kerbau atau sapi. Setelah segala macam persyaratan dan sesajen disiapkan, upacara segera dimulai. Diawali dengan seorang penawur, yang dengan sarana beras, menabur-naburkan beras ke segala arah. Dengan perantaraan seorang penawur, mereka memohon kepada roh beras yang ditawurkannya untuk menyampaikan kepada Mantir Mama Luhing Bungai agar bersedia turun ke bumi untuk menyampaikan persembahan mereka kepada Penguasa Alam.

Tidak lupa dengan perantaraan penawur pula mereka memohon izin kepada salumpuk liau atau jiwa-jiwa orang yang telah meninggal dunia bahwa di bumi sedang diadakan upacara Balian Balaku Untung. Juga disebutkan alasan upacara tersebut mereka adakan. Adapun alasannya karena sebagai manusia yang masih harus melanjutkan hidupnya di Pantai Danum Kalunen, mereka masih membutuhkan rezeki dan umur panjang.

Setelah roh beras yang ditawurkan naik menuju ke tempat Mantir Mama Luhing Bungai di Batang Danum Jalayan di langit ketiga yaitu di negeri Batu Nindan Tarung, pesan dan tujuan dilaksanakannya upacara adat tersebut disampaikan. Setelah dipahami maksud dan tujuannya, kemudian beberapa Sangiang mengambil alih tugas tersebut. Sangiang-sangiang itulah yang nantinya menjadi perantara manusia menuju Tahta Ranying Hatalla.
Para Sangiang yang sering kali terlibat dalam melaksanakan tugas tersebut, antara lain:
1. Mantir Mama Luhing Bungai.
2. Raja Tabela Basandar Ranjan Kanarohan Rinyit Kangantil Garantung.
3. Tarung Lingu, Kanyumping Linga, Asun Tandang Panangkuluk Enteng.
4. Bulan Pangajin Sambang Batu Bangkalan Banama.
5. Balu Indu Iring Penyang.
6. Haramaung Lewu Danum Jalayan.
7. Pambujang Linga.
8. Pambujang Hewang.

Sangiang-Sangiang yang bersedia menjadi perantara tersebut akan langsung turun ke bumi dan memasuki rumah tempat upacara dilaksanakan. Mereka tidak lama berada di rumah tersebut karena harus segera mengantarkan korban persembahan serta permohonan manusia ke hadirat Penguasa Alam. Mereka naik ke atas menuju langit ketujuh dengan melalui empat puluh lapisan embun.

Setelah melewati empat puluh lapisan embun, barulah mereka mencapai langit pertama, lalu langit kedua dan seterusnya. Setiap langit ada penjaga pintu gerbang, dan setiap penjaga gerbang berhak pula menerima sesajen yang khusus telah disiapkan bagi mereka. Apabila sesajen diterima dengan baik, lalu mereka menukar sesajen tersebut dengan Bulau Untung Panjang . Lalu mengutus salah seorang dari penjaga pintu gerbang setiap lapisan langit bergabung dalam rombongan untuk turut serta mengantarkan Bulau Untung Panjang menuju Tahta Ranying Hatalla.

Dengan demikian setiap melewati lapisan langit, jumlah rombongan menjadi semakin besar karena dari setiap langit yang dilalui, seorang sangiang akan turut serta. Dengan demikian setelah mencapai langit keenam, jumlah rombongan sangiang yang dipimpin oleh Rawing Tempun Telon atau Mantir Mama Luhing Bungai telah bertambah enam orang. Menjelang pintu ke tujuh, Raja Anging Langit telah menunggu di depan pintu gerbang langit ke tujuh untuk mengucapkan salam. Bersama Raja Anging Langit, turut serta Indu Sangumang yang nantinya akan bertugas mengetuk Pintu Tahta Kerajaan Ranying Hatalla.

Setelah memasuki pintu langit ketujuh, lalu ke Tasik Malambung Bulau, Tumbang Batang Danum Kamandih Sambang, Gohong Rintuh Kamanjang Lohing tempat tinggal Tamanang Handut Nyahu dan Kereng Tatambat Kilat Baru Tumbang Danum Nyarangkukui Nyahu Gohong Nyarabendu Kilat, tempat Raja Sapaitung Andau. Baru kemudian menuju Bukit Bulau Nalambang Kintan Tumbang Danum Banyahu.

Setelah itu menuju Bukit Tunjung Nyahu Harende Kereng Sariangkat Kilat. Disinilah Banama Tingang , kendaraan berbentuk perahu yang mereka tumpangi berhenti. Hanya tiga dari rombongan Sangiang tersebut yang melanjutkan perjalanannya menuju Tahta Ranying Hatalla.
Mereka adalah :
1. Mantir Mama Luhing.
2. Raja Tunggal sangumang.
3. Indu Sangumang.

Anggota rombongan lainnya hanya sampai di tempat tersebut dan harus bersabar menantikan ketiga temannya melanjutkan perjalanan menuju Tahta Ranying Hatalla. Sambil membawa Bulau Gantung Panjang atau Batun Bulau Untung yang telah diserahkan oleh para penjaga lapisan langit, ketiganya menuju ke tempat Raja Sagagaling Langit di Bukit Bagantung Langit, untuk membersihkan Bulau Batu Untung yang mereka bawa tersebut.

Dari tempat itu mereka pergi lagi menuju Bukit Garinda Hintan tempat Angui Bungai Tempulengai Tingang, lauk Angin Manjala Buking Tapang untuk mangarinda Bulau Batu Untung. Setelah itu dengan menumpang Lasang Nyahu, yaitu sejenis perahu yang melaju cepat, mereka menuju Bukit Hintan Bagantung Langit tempat kediaman Raja Mintir Langit. Di sana mereka membuka gedung tujuh tempat Putir Sinta Kameluh( . . . tidak terbaca, ns).

Lalu Indu Sangumang mengetuk pintu, kemudian masuk dan menghadap Singgasana Ranying Hatalla. Indu Sangumang memohon berkat bagi Bulau Batu Untung (. . . tidak terbaca, ns.) setelah berkat diberikan mereka kembali menuju arah Bukit Tunjung Nyahu, dan di tempat tersebut telah menunggu 40 Mantir Untung yang langsung meletakkan Bulau Batu Untung pada kendarah cinta kasih yang tak dapat direnggangkan oleh kekuatan apapun jua. Dengan demikian proses tugas para Sangiang telah selesai dan mereka kembali ke dunia dengan melalui tujuh lapisan langit, empat puluh lapisan embun, langsung menuju rumah di mana upacara sedang berlangsung.

Setelah menjelaskan segala sesuatunya kepada perantara dalam hal ini balian, maka para Sangiang pamit untuk kembali ke tempat mereka masing-masing, namun terlebih dahulu mereka menyantap sesajen yang telah disediakan khusus bagi mereka pada sebuah kamar.

Untuk pengecekan apakah permohonan tersebut dikabulkan atau ditolak dengan cara sebagai berikut:

Sebelum upacara dimulai, disediakan rotan yang panjangnya tujuh depa dan beras tujuh sukat. Panjang rotan benar-benar telah diukur oleh tukang tawur atau balian, panjangnya tujuh depa dengan disaksikan oleh banyak orang. Begitu pula beras sebanyak tujuh sukat. Setelah upacara selesai, diadakan pengecekan ulang. Apabila ukuran rotan menjadi lebih panjang yaitu lebih dari tujuh depa seperti hasil pengukuran semula, begitu juga jumlah beras lebih dari tujuh sukat, berarti permohonan mereka diterima dengan baik. Permohonan telah dikabulkan. Akan tetapi apabila setelah diukur kembali panjang rotan kurang dari tujuh depa, begitu pula jumlah beras kurang dari tujuh sukat, berarti permohonan mereka ditolak.

Manawur Tamparan Munduk Balian Hapan Tiwah
(Bahasa Dayak Ngaju)

Bara solak tamparan munduk balian, palus mimbing behaas ietuh : Ehem behas, harenjet ganan, hai ganan, belum nantuguh labatang entang bulau, datuh labate habaring jari hampit riwut manyan Raja. Nyimak saturi malayu, Hapan juyang bangkang halelan tingang, runting tajahan burung nampasut, kilau nampasut tingang ije kadadang, nampuras tingkah nampuras bungai ije kapating, malugaku bitim kilau banama nyandang liara nampilaku balitam, netek ajung hatalumbang jadri hampalua uluh pantai danum kalunen bara balanai bintan penyang, nampahanjung luwuk kampungan bunu, bara busi renteng bapampang pulu, ie babalai sansiri koenjat antang, basali mangkuk sarangiring laut.

Kuntep kamaras, ban penu kaningagang sara dia jaka teburan garing tabela belum, dia jaka penankekei, bara usuk lisum pananjuri bara wain tapan, Terai nduan tambekan etuh ijamku enteng nasihku hanyim, nyahungku indum luang reawei, panati danum kalunen, akan jamban payaruhan tisue luwuk kampungan bunu, nyahuangku bitim, antang manamuei manajah riak renteng tingang, raja tabela basandar ranjang.

Nyangkabila balitan kenyui mangaja, mantilung kanaruhan ringgit, kangatil garantung, Katabelan oleh balai mihing nyapundu runjan anak Sali nyalung marusuk hintan, nyahuan ie tingang hadurat lunuk, akan pantai danum kalunen, nyangkabilae tambun nyalentur labehu, akan luwuk kampungan bunu, ije puna hampang jawah hempeng, palumpang langit busun kenyui juhai hanyi, panasiran Hawun. Ije mapan batu jadi randung banama namburak karangan jari talin pambuhui riwut hanya mananteng hanyin, burung lingu kanyumping linga, ason tandang panangkului enteng uluh lewu danum jalajan, uluh rindang labehu pali tuntang kare bulau pangajin sambang batu bangkalan banama. Balu indu iring pinang, uluh lewu danum jalayan, hayak manenteng hanyin katabelan uluh balai ltuyang katabelan uluh balai suling bulau, katabelan uluh balai entas,katabelan uluh balai nyaho, telu puluh ruang tuntang katabelan uluh balai Palangka nambulang tambun, anak salibayung antang, mahutu Penyang, uras nyahuan usang, hadurut lunuk hayak mandurut papan talawang mahapan tantang burung dahiang, malentui gentui daren lintung, hapaharis rayung baya tandak, lapik banama antng manamuei tapeting ayung, kenyui mangja.

Ie jari bitim behas, jadi barakandung peteh, pantai danum kalunen, entan bulau, batiang janjin, luwuk kampungan bunu, jadi peteh manyiret. Kilau lanting darai janji manalan. Mampahulang naharantung nyalung, te kareh tandakm panjang, halawu bumbung dawen purun, karungutm ambu harenda pandung, bulau tambun , jadi sukup tuntur, kilau bulan bele manyinai nenteng sukup palakue tingkah pahawang nangkunyahe tatau. Kilat baputi dia kanatah hintan, hijir bahenda dia nanggalung bulan, tawurku belum baun pingan rungan etan bulau bahanjung mangkuk saramurung laut, bahing jarambang, nipas marung garing gantungan, pusuk rawung bambau ukei, hayak enum bandadang, te palus manjakah behas tuh auch :

Ije, due, telu, epat, lime, jahawen, uju ije kalabien ketun sintung uju due kalambungan ketun lambung hanya, te palus manekap katambung, nampara nampulilang liau.
Toh ie auch :

Liiiiii liala – liaang liau matei randang are mananjung ambun. Saran kuwu bajumbang nihau nambahui rahu nawan bulan, palus teneng tendur gandang nyaring menteng randah are babalai bungking lunuk, rintuh rinau, tuwung siakung tatau, basali tanduh babulung bulau, mikeh are bunu baletuk ngandang andau panurean dare, talawang, batesei manturana pakaluyang bulau, are timpung jari tampahar harus laut, unduk ampah tanjung ambun buang, bulau balemu mantap kasalananggalung petak sintel manajung halentur liau, mahapan pahulanger bulan, tiling petak jajulana kahem pahulanger bulan nyaluluk. Te palus teneng gandang tambun jete, hapamuntung luang kalang labehu handalem rintuh rinau tuwung ihing . . . Hatalla baparung rangkang huang danum, sama manetep tuwung tambun rayung tatau, manipas ulek lawin lanting raja. Mangat sama ela balisang panjang ije gawang tingang rata ela balakas ambu, dinun due kasambutin antang awang matei hila ngaju, nasat kabangkang nayu-nayu, hasapau dawen birun bukit, hatingkap pusuk rahing tarung, awang matei junjun helu, nihau tutuk panambalun tambun, jadi nyahuangku buli batang danum katimbungan nyahu, gohong santik malelak bulau, tanjung rahu ngalingkang bulan halaliangku buli sandung garing, kamalesan karatu lumpung matanandau, bahalap nyapau pisih rarindap langit kamalipir burung piak liau, hakalusang patung.

Nyamping bulan lembut nyarahan andau pandang, pandang kaninding saramin sina rarajak saruk suling ringun tingang, kalalambang tambun, mateiu lunjang lenjut. Kanalantai lamiang kanungket bajihi tambun, bajihi bulau tarahan tawe-tawe manyamei halampat nyahu nangkuang burung piak liau hatarusan pantung baya tau mansanam kaban lumpat lawang langit ie gagahan Telun mama Tambun bunu kandayu lanting jahawen, kanyaki liau Randin tandang, meto rama batanduk garing, bahalap bajela rohong bakadandang uru jejerupan perun tambun.

Awang matei ,nambit mambahete halaiyangku buli bukit pasahang braung, kamalesang kereng rohanjang tulang, buli pampang raung, kamelasang kereng buli hatelangkup rabia, kanarah hanjaliwan matei lunjang lenjut, kanahintip talampe, tapalumpang limpet.

Bahalap nyaluang, uei ringka, pakur layang antang, nambaji garing handue uju hansasulang, kabantikan asai menteng ije tawae, jalan liau matei nabasan dohong, nakaje andau bunu nalanjat pandange , sama netep garing kapandukae munduk jiret sihung kabahena, kabahena bajanda, ela naharantung bahing pantung sambang, ela nyampilek bambi hengan lohing belum tumbang kapanjungan panjung, haring saluhan antang nahuei, bakulas aku muta tingang, parakanan renteng bantus manela bungai hajanjala tundu-tundu balaku badandang lantaran tanjung Ambun, jalangku manjurung tawur namuei langit balalu batehan laberuh luwuk enon, sandung danun dua kapamarau langit, tanduhangku mangkat entan bulan mangaja lambang bulau bara gantung totok timung tandak, liau matei sambile mangantau sambung santin karunya bapilu nihau ulang bajambilei, hindai aku mungkang tandakm, tawur ije halawu bumbung daren purun hindai menjung karungut etan bulau harende pandung, balau tambun –te palus malik tinai tekap sambang, te toh iye auch :

Manturan behas te iyoh-iyoh bitim tawur ela tarewen matei halawu bumbung daren purun, ela sabanen ajung hatilalian hariran etan bulan, harende pandunge balau tambun, basa tawangku panamparan belum, bara hemben horan.

Patiana pamalempang bara zaman totok panambalon tambun puna bitim behaas pantis kambang kabanteran bulau balitam etam bulau tahutun lelak lumpung matanandau, pantis kambang garing manyangen, ie hajamban teras kayu engang tingang hatatean lohing kayu anduh nyahu ie halalawu bukit kagantung gandang harenda kereng nunyang, malangka langit. Palus nangkalume putir Selung Tamanang ewen ndue Raja Nangking langit, mijen timpung uju hatantilap pahangan hanya hatalamping, ie palus hajanjuri hanjak, nyahu mangaruntung langit, panatekei humba kilat malambai ambun kapamalem malentur balitam, totok tambalun tambun hayak enon haganggupa ie palus kaput biti alem, pain bukit tunjung nyahu lilap, hanggupa tanda puruk kereng sariangkat kilat halawu. Petak sintel hambalambang tambun, harenda riang dedet habangkalan garantung. Belum tandah hakaluwah nyakelang uru jajarupen purun tambun, haring lamabat hambalaun nyampali, kanarah lintung talawang, ie duam kauju andau, belum nahabulun urung, naring tingkah singan behau belum runja-runjat ampin bilis manyang mananjak, pangarawang baun tiwing panjang hari tapu-tapu tingkah sahempun pasang bara tumbang danum, ie palus mandawen handadue manumbung dinun hatantelu, palus karimahan soho manggandang bara jalayan bulu, danum nyamuk pasang bara tumbang danum. Kueh maku leteng kambang nyahun tarung, puna bitim hai kuasam belum, tampan jata bara huang danum, enon suka nilap batu kilat tinting balitam datuh jema hamaring, puna selung Hatalla bara lawang labehu langit, ie umbet kanumpuh bujang, sedang handiwung kesampelau belum, te palus hatarung pulu ngalingkang pulau, luntur bahandang batinting lima balas.

Akan batang danum ngabuhi bulau burung tumpah bua nyembang hatuen burung kajajirak laut, palus mandung bitim marantep kilau hendan bulau, nangkuyang bilatamu nahajib tingkah lanting rabia, te bukum jadi handiwung pakandung pusue, sawang bapangku anak, pandung malelak bulau, ie umbet bula katugalam belum sadang bintang patendum hamaring.

Ie rawei banama baongkar puat, ajung jawu dagange handiwung banbaukei pusu pundung malelak bulau, bauhat rentai nyangkabilan bawak nambuku tisim, galigir bintang, nambatang suling, ringun tingang, mandawen simbel bulau bakatantan jari bulau jandau. Ie mangambang bulau, taparuyang rayuh, malelak hintan tapang rundang rundai babehat babatu pating, bateras nyalung Kaharingan belum. Baluhing gohong, paninting aseng, ie rawei awang hatue kamampan bunu nantaulah anju tanjuren teken.

Hababiyan karayan tantanjuk rangkan , bapa manambang bitim kilau manambang banana manungkah laut, manangkep balitam, ruwan manangkep ajung hatatean hareran.

Ie palus rawei masak manalajan pating ripu mangantien tundu palus nangkung nangkuluk gentu nanpung penyang. Nundun balitam tingkah nundum paturung, ie lentu-lentu oleh tingang tempun hemben horan naji-najing antang sangiang totok tambalun tambun palus nagaggre gangguranan arae, nasuwa sebutan bitim, ie parei, tangkenya mampan baun tiowong panjang parei karumis mampan jalan, parei tanjujik helang uhat

Makalah Prosesi Upacara Tiwah Adat Dayak