Kamis, 11 November 2010

Monster Laut

Monster Laut
Headline
Ilmuwan berhasil mengungkap perilaku cumi-cumi raksasa, makhluk yang terhubung dengan mitos maritim dan ditakuti sebagai monster laut.


Kesimpulan tersebut diperoleh dengan mempelajari fisiologi dan kebiasaan memakan dari spesies laut dalam lainnya, dan dibandingkan dengan ukuran cumi-cumi raksasa tersebut.

Raksasa laut yang sulit didapatkan tersebut diperkirakan panjangnya bisa mencapai 15 meter.

Peneliti Dr Ru Rosa dari Universitas Lisbon Portugal mengeluarkan temuannya di jurnal Marine Biological Association of the United Kingdom, Inggris. Selain itu cumi-cumi tersebut bukanlah predator rakus makanan yang mampu berinteraksi dengan kecepatan tinggi dengan mangsanya.

Hewan yang memiliki nama latin Mesonychoteuthis hamiltoni diperkirakan berkelana perairan dalam di Laut Selatan. Makhluk ini jarang terlihat dalam keadaan hidup atau mati, dan masih sedikit pengetahuan tentang cara hidupnya.

Selain sangat panjang, hewan tersebut juga diselimuti lapisan mirip mantel yang berbentuk kubah. Cumi-cumi langka tersebut juga memiliki tentakel dan lengan yang mampu berputar dengan pengait yang digunakan untuk bergumul dan melukai mangsanya.

Sebuah spesimen terbaru yang dipelajari memiliki ukuran bola mata berdiameter 27 cm, dipercaya sebagai mata hewan terbesar yang pernah ditemukan.

Dengan ukurannya yang besar dan sifat predator alamiahnya hewan bawah air yang disebut ‘kraken’ seekor monster laut mengisi mitos kuno. Spekulasi modern menerangkan bahwa cumi-cumi kuno tersebut seharusnya agresif dan cepat, bahkan memangsa ikan dengan mudah selain menyulitkan ikan paus.

Cumi-cumi adalah moluska predator yang dikenal sebagai cephalopoda. Cumi-cumi dan gurita bisa mendengar, menurut hasil temuan ilmuwan tahun lalu dan menyelesaikan perdebatan berabad lamanya.

Karena makhluk tersebut jarang dipelajari sendirian dalam bentuknya yang besar, maka tidak ada pengukuran secara langsung tentang perilaku cumi-cumi raksasa tersebut. Tim hanya menggunakan serangkaian rata-rata metabolisme rutin spesies cumi-cumi bawah laut lainnya, dan mengekstrapolasi data untuk mencocokkan dengan cumi-cumi raksasa tersebut.

“Pemahaman tentang moda kehidupan cumi-cumi kuno tersebut adalah sebuah peristiwa signifikan dalam investigasi hewan misterius laut dalam,” ujar Dr Rui Rosa, yang melakukan studi dengan Dr Brad Seibel dari Universitas Rhode Island Kingston Amerika Serikat.

“Dalam makalah tersebut kami mempresentasikan perkiraan pertama tentang klaim metabolisme dan energi dari raksasa air dingin lautan dalam tersebut,” imbuh Dr Rui Rosa.

Kalkulasi peneliti mengungkapkan bahwa hewan tersebut mampu selamat hanya dengan sedikit mangsa.

“Temuan kami mendemonstrasikan bahwa cumi-cumi raksasa tersebut memiliki konsumsi energi harian 300 hingga 600 kali lipat lebih rendah daripada predator lainnya yang berukuran hampir sama di Lautan Selatan, seperti paus baleen dan paus bergigi,” ujar Dr Rui Rosa.

Studi terbaru tersebut juga mengidentifikasi varian bahan kimia atau isotop dalam spesimen cumi-cumi raksasa yang memakan ikan besar, terutama toothfish sebagai mangsanya. Sebanyak 5 kg toothfish Antartika cukup untuk cumi-cumi raksasa yang berukuran 500 kg untuk bahan makanan selama 200 hari. Temperatur dingin juga berpengaruh terhadap rata-rata metabolisme tubuhnya.[ito]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar